Seoul (ANTARA News) - Presiden Korea Selatan Park Geun-hye pada Selasa menyeru Majelis Nasional menentukan nasibnya, mengatakan dia akan mundur sesuai kesepakatan jadwal dan prosedur yang dicapai oleh partai-partai politik guna meminimalkan kekisruhan dari transisi pemerintahan yang tak terduga.

Dalam pidato ketiganya tentang skandal korupsi yang melibatkan dia dan orang kepercayaannya, Presiden Park kembali menyampaikan permintaan maaf, mengatakan hatinya sakit karena tidak mampu mengurangi kekecewaan dan kemarahan publik.

"Saya akan mempercayakan kepada Majelis Nasional (tugas) membuat keputusan mengenai masalah-masalah ini, termasuk memperpendek masa jabatan saya sebagai presiden," katanya dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi secara nasional.

"Jika partai berkuasa dan oposisi merancang satu metode untuk meminimalkan kekisruhan atau kevakuman dalam tata kelola negara dan memastikan transisi pemerintahan yang stabil, saya akan mundur sejalan dengan waktu yang ditetapkan dan prosedur legal," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Yonhap.

Skandal politik, yang mengemuka akhir bulan lalu, membuat kepemimpinannya goyah dan tata kelola pemerintahannya berantakan, dan memicu seruan dari seluruh negeri yang mendesak pengunduran dirinya segera.

Pidatonya kepada seluruh warga disampaikan sehari setelah pendukung setianya menyarankan Park mundur dengan cara "terhormat" ketimbang dipaksa lengser lewat proses pemakzulan.

Sekelompok pensiunan politikus juga meminta Park mengundurkan diri paling lambat April tahun depan.

Partai-partai oposisi sudah menyusun rancangan pemakzulannya dan ingin melakukan pemungutan suara di Majelis Nasional paling cepat Jumat.

Dalam pidatonya, Park membantah keterlibatannya dalam praktik korupsi yang dituduhkan, menekankan bahwa selama 18 tahun karir politiknya dia tidak pernah mengejar "kepentingan personal apa pun."

Namun dia mengakui bahwa dia salah karena tidak bisa menjaga rekan dekatnya.

Park menghadapi tuduhan bahwa dia memainkan peran dalam menekan konglomerat lokal untuk menyumbangkan sejumlah besar uang ke dua yayasan nirlaba.

Dia juga dicurigai mengizinkan orang kepercayaannya Choi Soon-sil secara ilegal mengakses pidato-pidato dan dokumen presiden, yang sebagian dikategorikan rahasia.

Berkenaan dengan tuduhan-tuduhan itu, Park akan menghadapi pemeriksaan konsultasi independen yang diperkirakan mulai bulan depan menurut warta Yonhap.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016