Jayapura (ANTARA News) - Sekitar seribuan warga, pelajar, TNI dan Polri yang ada di wilayah perbatasan menggelar Aksi Nusantara Bersatu dengan berdoa bersama tokoh lintas agama di tapal batas RI-PNG, Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Rabu.

Kegiatan itu diawali dengan saling memasangkan pita merah putih sesama warga yang hadir dan diakhiri dengan pembentangan bendera Merah Putih berukuran 24 x 8 meter tepat beberapa meter tapal batas RI-PNG.

"Jangan saling berbantahan, jangan ada lagi pertikaian, jangan saling menyalahkan, jangan mudah di adu domba dan jangan menjadi lemah. Indonesia milik saya, Indonesia milik anda, Indonesia milik kita bersama dan Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika," seru salah seorang pelajar dalam kegiatan Nusantara Bersatu itu.

I Putu Sude Adiyana selaku tokoh agama Hindu berharap kegiatan itu dapat membangkitkan rasa persaudaraan, kebangsaan dan rasa patriot bagi seluruh lapisan masyarakat.

"Juga rasa untuk bersatu dalam membela tanah air. Ini adalah satu omen yang sangat baik bagi kita semua. Semoga sring dilakukan kegiatan-kegiatan seperti ini," katanya.

Pembinaan generasi muda, kata dia, sangat penting sekali, salah satunya seperti kegiatan Nusantara Bersatu yang dapat membangkitkan semangat dan rasa persatuan bangsa.

"Juga ada dalam kegiatan-kegiatan disekolah, lingkungan, tak lupa juga di kegiatan-kegiatan keagamaan, perlu ditingkatkan," katanya.

Aksi atau seruan dari timur Indonesia, kata dia, diperuntukkan bagi saudara-saudara yang ada di Indonesia tengah dan barat, dengan harapan semua tetap bersatu agar NKRI tak terpecah belah.

"Yang ditengah, barat, pinggir utara, selatan mari kita semua bersatu," kata Ade.

Hal senada diungkapkan Ondoafi Skouw Mabo, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Yans Mahil Malo mengatakan momentum itu sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama yang ada di wilayah perbatasan RI-PNG.

"Baik dari suku dan agama yang berbeda, kita ada disini untuk menjaga persatuan suku bangsa di perbatasan. Tak boleh ada isu untuk memecahkan masyarakat yang ada di perbatasan ini," katanya.

Soal adanya isu SARA di Indonesia, Yans mengatakan dirinya dan seluruh masyarakat adat yang ada di perbatasan harus menjaga keutuhan NKRI dan tak boleh ada SAR di Bumi Cenderawasih.

"Masalah SARA itu hanya diluar Papua, jangan dibawa ke Papua. Saya selaku tokoh adat menyerukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan agar ketertiban keamanan, ekomoni dan agama, harus menjadi satu," katanya.

Aksi Nusantara Bersatu di tapal batas negara itu, diakhiri dengan pembentangan bendera Merah Putihberukuran 24 x 8 meter di pintu gerbang utama perbatasan Skouw-Wutung, RI-PNG.

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016