Jakarta (ANTARA News) - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan masyarakat nantinya dapat menyetorkan iuran sampah langsung ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar tidak ada lagi sampah menumpuk karena keterlambatan petugas.

"Untuk sampah rumah tangga ke depan akan langsung diangkut oleh petugas dari DKI, yang telah siap dengan pasukan oranye. Iurannya langsung disetorkan saja ke Pemprov DKI Jakarta," kata Ahok di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu.

Ahok mengatakan selama ini masalah sampah rumah tangga menjadi urusan lingkungan RT, RW hingga kelurahan karena ada iuran sampah.

Menurut Mantan Bupati Belitung Timur itu, pengangkutan sering terlamar sehingga sampah menumpuk dan menyebabkan lingkungan tidak sehat bagi pemilik rumah. Oleh karena itu, Pemprov DKI akan mengerahkan sumber daya manusia dari pasukan oranye untuk menangani sampah rumah tangga.

Ahok menjelaskan bahwa sampah yang dihasilkan setiap harinya sebesar 6.000 ton, namun Jakarta tidak memiliki tempat pengolahan sampah. Tempat pengolahan justru berada di luar wilayah Jakarta, yakni di Bantar Gebang, Bekasi.

Pemprov DKI Jakarta pun sedang mempersiapkan tempat pengolahan sampah di empat lokasi, yaitu Sunter, Cakung, Marunda dan Semanan yang berkapasitas 3.000 ton sampah per hari. Sampah yang dikelola nantinya dijadikan sebagai sumber energi.

"Selain itu juga akan dijalankan program bank sampah yang akan menghasilkan uang dan diperkirakan Februari 2017 akan dibuka tender," ujar Ahok.

Ahok yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat itu menegaskan pembangunan lingkungan di Jakarta tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan harus menyeluruh.

Pembangunan dilakukan mulai dari penanganan sampah dengan membangun empat tempat pengolahan, dibangunnya bangunan ramah lingkungan "green building", pemasangan lampu "light emitting diode" (LED), mengurangi efek pemanasan global, penggabungan PAM dan PAL untuk mendapatkan air bersih, sampai pengurangan emisi dan meniadakan secara bertahap bahan bakar premium.

Untuk air bersih, Ahok mengatakan nantinya limbah akan diolah menjadi air yang layak minum dan steril, seperti di Singapura.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016