Kulon Progo (ANTARA News) - Tanah longsor terjadi di sekitar 91 lokasi di lima kecamatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama November 2016 yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulon Progo, Hepi Eko Nugroho, di Kulon Progo, Kamis, mengatakan bahwa tanah longsor tersebut terjadi di Kecamatan Kokap, Pengasih, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang.

"Dari lima kecamatan tersebut, titik longsor paling banyak di Kecamatan Girimulyo, Samigaluh dan Kokap, baik tanah longsor yang menimpa rumah warga dan menutup akses jalan," kata Hepi.

Ia mengatakan jumlah titik lokasi bencana pada November meningkat signifikan dibanding Oktober, yakni 23 titik tanah longsor. Intensitas kejadian bencana dan lokasinya saat ini memang cenderung meningkat.

Selain itu, pada November, kejadian bencana banjir juga melanda lima lokasi pada waktu berbeda. Bencana terjadi di Seling (Temon), Jatimulyo (Girimulyo), dan Gotakan (Panjatan). Ada juga kejadian pohon tumbang di beberapa wilayah, tetapi tidak signifikan.

"Sampai saat ini tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut. Adapun kerusakan bangunan masih dalam kategori ringan hingga sedang," katanya.

Kepala BPBD Kulon Progo Gusdi Hartono mengatakan sebanyak 12 kecamatan di Kulon Progo terkena bencana banjir, tanah tanah longsor dan pohon tumbang.

Wilayah selatan meliputi Temon, Panjatan, Wates, Galur, Lendah, dan Sentolo terjadi banjir. Kemudian, wilayah utara meliputi Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang dan Nanggulan terjadi tanah longsor.

"Dari 12 kecamatan tersebut, lokasi paling parah terjadi banjir berada di Wates, Panjatan dan Temon. Di tiga kecamatan ini sungai dan tanggul-tanggul jebol karena tidak mampu menampunh debit air besar. Selanjutnya, Samigaluh merupakan kecamatan yang lokasi paling banyak terjadi tanah longsor," kata Gusdi.

Ia mengatakan pada kejadian bencana ini, tidak ada korban jiwa. Tim tagana dan TRC, serta petugas Kampung Siaga Bencana (KSB) bekerja cepat membantu masyarakat.

"Kami berupaya menangani bencana dengan cepat. Kami tetap siap siaga di lapangan," kata Gusdi.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016