Masih berjalan negosiasinya. Sampai malam nanti."
Jakarta (ANTARA News) - Polri mengimbau kepada Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) agar mengurungkan niat untuk melakukan aksi unjuk rasa pada Jumat (2/12) dan memindahkannya ke hari lain.

"Masih dikomunikasikan dengan Pak Said Iqbal (Presiden KSPI) supaya berkenan memilih hari lain untuk unjuk rasa," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Kamis.

Polri meminta KSPI memindahkan hari unjuk rasa karena 2 Desember berbenturan dengan rencana Doa Bersama Bela Islam III di Monas, Jakarta Pusat.

Meski belum ada kata sepakat antara Polri dengan KSPI tentang permintaan pembatalan unjuk rasa KSPI pada Jumat (2/12), pihaknya masih terus berupaya bernegosiasi. "Masih berjalan negosiasinya. Sampai malam nanti," katanya.

Kendati demikian, bila tidak diperoleh kata sepakat antara keduanya, Irjen Boy menegaskan Polri telah menyiapkan sejumlah personelnya untuk memaksimalkan pengamanan di Jakarta.

"Apapun yang dihadapi, pelayanan pengamanan tetap berjalan, besok pagi hingga malam," katanya.

Sebanyak 22 ribu anggota pasukan gabungan TNI-Polri serta Satpol PP akan disiagakan untuk mengamankan kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat dan sekitarnya pada Jumat, 2 Desember 2016, terkait Doa Bersama Bela Islam III.

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan buruh tetap akan melakukan aksi unjuk dan mogok nasional pada 2 Desember 2016, bersamaan dengan acara doa bersama Bela Islam III.

"Buruh tetap akan melakukan unjuk rasa nasional pada 2 Desember. Dari awal kami tegaskan, aksi kami terpisah dengan GNPF-MUI. Namun, tidak kami pungkiri ada irisan isu yang sama, yaitu tuntutan untuk memenjarakan Ahok," kata Iqbal.

Iqbal mengatakan persoalan utama aksi buruh adalah menyuarakan agar Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan segera dicabut.

Menurut Iqbal, aksi unjuk rasa dan mogok nasional yang akan melibatkan 200 ribu buruh dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang itu akan dilakukan di depan Istana Merdeka dengan titik kumpul massa di depan Balai Kota DKI Jakarta.

"Aksi unjuk rasa dan mogok nasional akan dilakukan serentak di 20 provinsi serta 250 kabupaten dan kota," ujarnya.

Selain itu, Iqbal mengatakan, berbeda dengan Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) yang membatasi aksi doa bersama hingga seusai sholat Jumat, aksi buruh akan dilakukan hingga sore hari.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016