Jakarta (ANTARA News) - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (BEM PTM) se-Indonesia menyatakan tak ikut dalam kegiatan doa bersama yang diselenggarakan di Monas, Jakarta, Jumat (2/12).

"Kami aliansi BEM PTM se-Indonesia menyakatakan sikap tidak ikut dalam doa bersama pada 2 Desember," ujar Perwakilan BEM PTM, Biantara Alba, di Jakarta, Kamis.

Biantara Alba menjelaskan jika pada doa bersama tersebut terdapat salah satu PTM yang ikut turun atau sikap lainnya baik mendukung atau menolak aksi tersebut, maka hal itu bukan mengatasnamakan aliansi BEM PTM se- Indonesia.

"Kalau memang ada yang menyatakan perkataan sikap dengan mengatasnamakan hasil Rakornas aliansi BEM PTM, maka kami katakan pernyataan itu tidak benar," tegas dia.


Kritisi Isu Pendidikan

BEM PTM sepakat hanya akan mengkritisi terkait isu pendidikan. Dua poin besar yang menjadi kritik kepada pemerintah adalah terkait mahalnya biaya pendidikan dan belum adanya sistem pendidikan yang konkret.

"Pemerintah akhir akhir ini sepertinya tidak serius dalam mengelola dan mengonsep pendidikan bangsa ini, terbukti dengan penerapan kurikulum yang tidak jelas dan semrawut, sehingga berdampak pada menurunya kualitas siswa."

Belum lagi, lanjut dia, mahalnya biaya pendidikan Indonesia menambah daftar panjang masalah pendidikan.

Dengan kompleksitas permasalahan yang tidak kunjung diperbaiki di Indonesia, maka Aliansi BEM PTM menilai dalam dunia pendidikan sudah terjadi permasalahan yang tersistem hingga membuat lingkaran setan. Ada pun harapan para aktivis Muhammadiyah tersebut adalah agar pemerintah dapat belajar pada sistem pendidikan yang ada di negara maju.

"Baik Menteri Pendidikan (Muhadjir Effendy) dan Menristek dikti (Muhammad Nasir) hari ini harus mulai menata sistem pendidikan dengan baik, jangan lagi ada percobaan sistem pendidikan yang asal-asalan, serta untuk lembaga pendidikan baik swasta atau negeri jangan jadikan pendidikan sebagai alat bisnis yang berorientasi pada keuntungan semata," tukas dia.

Pewarta: Indriani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016