Denpasar (ANTARA News) - Musyawarah Nasional Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) 2016 dengan agenda pemilihan ketua umum PB IPSI periode 2016-2020 hanya memunculkan satu nama kandidat yaitu Prabowo Subianto.

"Belum ada usulan-usulan dari IPSI pengurus provinsi tentang calon lain. Mereka masih mengusulkan Prabowo Subianto sebagai ketua umum periode berikutnya," kata Ketua Panitia Pelaksana Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-17 dan Musyawarah Nasional PB IPSI 2016 Edhy Prabowo di Denpasar, Minggu.

Edhy mengatakan Munas PB IPSI 2016 mengutamakan musyawarah mufakat demi perkembangan pencak silat Indonesia agar diterima di dunia dan menjadi salah satu cabang olahraga yang digelar dalam Olimpiade.

"Pencak silat memang akan dipertandingkan dalam Asian Games 2018 karena kita tuan rumah. Tapi, kami mengharapkan pencak silat akan terus dipertandingkan dalam Asian Games meskipun bukan kita tuan rumahnya," ujar Edhy.

Sekretaris Umum PB IPSI Erizal Chaniago mengatakan belum ada pengajuan calon lain ketua umum PB IPSI periode 2016-2020 dari para pemilik suara Munas PB IPSI 2016.

"Kami tidak mengunakan penjaringan calon ketua umum. Semua surat dukungan juga mengarah ke Prabowo Subianto," kata Erizal.

Munas PB IPSI 2016 berlangsung pada Selasa (4/12) hingga Rabu (5/12) di Denpasar, Bali. Munas itu diikuti 33 pengurus provinsi IPSI dengan 50 suara.

"Lima puluh suara dalam Munas 2016 ini terdiri dari 10 perguruan historis, enam perguruan besar, dan 34 pengurus provinsi," kata Erizal.

Sepuluh perguruan historis itu adalah Persaudaraan Setia Hati, Persaudaraan Setia Hati Terate, Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri, Perguruan Silat Nasional Perisai Putih, Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera, Phashadja Mataram, Perguruan Pencak Indonesia Harimurti, Persatuan Pencak Silat Indonesia, Persatuan Pencak Silat Putra Betawi, dan Keluarga Pencak Silat Nusantara.

Sementara, enam perguruan besar yaitu Satria Muda Indonesia, Merpati Putih, Kalimasada, PSTD, Persinar Asad, dan Pagar Nusa.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016