Tanjungpinang (ANTARA News) - Pesawat Polri M-28 Sky Truck yang mengalami kecelakaan di perairan Senayang, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, pada Sabtu (3/12), sempat melayang dengan mesin sesekali tidak terdengar suaranya, sebelum kemudian menukik ke air dan meledak.

Pemandangan menegangkan itu disaksikan sejumlah nelayan tradisional Senayang yang sedang beraktivitas. Nurizan, salah satunya, yang dihubungi ANTARA dari Tanjungpinang, Minggu, mengatakan peristiwa meledaknya pasawat Polri itu belangsung cepat, hanya beberapa detik setelah pesawat menukik ke air di Perairan Senayang.

"Hanya hitungan detik, meledak. Pesawat itu meledak di laut," katanya.

Nurizan mengatakan nelayan sempat melihat pesawat itu di udara. Beberapa kali mesin pesawat itu tidak terdengar, meski jaraknya dekat dengannya.

"Kemudian jatuh sekitar 1 mil dari tempat saya mencari ketam (kepiting)," ujarnya.

Radian, seorang nelayan lainnya juga melihat kejadian itu.

"Bapak (Radian) sekarang masih membantu petugas mencari korban," kata salah seorang anggota keluarga Radian yang dihubungi ANTARA.

Beberapa nelayan lain yang melihat jatuhnya pesawat Polri itu di antaranya Awaludin dan Ikhsan. Namun ponsel kedua nelayan itu tidak aktif.

Para nelayan yang menyaksikan kejadian itu sempat menuju ke lokasi dan berupaya membantu para korban. Namun yang berhasil diselamatkan hanya sejumlah barang milik para korban.

Sementara tubuh korban sudah hancur sehingga mereka tidak berani mengevakuasinya.

Mereka kemudian menyerahkan barang-barang milik korban ke Polsek Senayang.

Dari Batam dilaporkan, Kapolda Kepri Brigjen Sam Budiangusdian mengatakan, pesawat Polri M-28 Sky Truck meledak di laut Kabupaten Lingga ketika jatuh pada Sabtu dengan bagian depan pesawat menghujam ke air.

Ia mengatakan, hari ini Basarnas yang memimpin pencarian para korban dengan membagi pencarian pada empat sektor dengan mengerahkan sejumlah kapal dan helikopter.

"Semua di bawah kendali Basarnas. Kami dari kepolisian mempersiapkan untuk menerima apabila ada korban ditemukan. Semua akan diidentifikasi di RS Bhayangkara Polda Kepri, Batam," kata Sam.

Kapolda mengatakan, kondisi laut pada Minggu cukup tenang sehingga diharapkan bisa mempercepat proses pencarian meski serpihan yang pada Sabtu masih mengambang sekarang sudah tidak tampak lagi.

"Kemarin serpihan seperti kursi dan tas termasuk serpihan potongan bagian tubuh manusia tampak mengambang. Mungkin karena malam dihentikan, jadi sudah tidak tampak lagi," kata dia.

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016