Canbera ( ANTARA News) - Pemerintah Australia dan China sepakat untuk membuka pasar penerbangan kedua negara, demikian disampaikan Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia Darren Chester dan Menteri Perdagangan Pariwisata dan Investasi Australia Steven Ciobo.

Dalam pernyataan, mereka menyampaikan pengaturan baru yang dibuat akan menghapus semua pembatasan kapasitas penerbangan antara kedua negara.

Hal tersebut memungkinkan perusahaan pariwisata Australia mengambil keuntungan dari pasar konsumen terbesar dan tercepat di dunia, yakni China.

"Kami juga telah meliberalisasi hak lalu lintas dan pengaturan code share, yang penting untuk maskapai Australia. Hal ini akan memungkinkan keduanya melayani tujuan penerbangan antara China-Australia dan di luar kedua negara itu," kata Chester dikutip Xinhua.

Beberapa bulan terakhir, kedua negara juga telah melakukan penerbangan langsung, misalnya maskapai nasional Air China, yang mulai terbang dengan tujuan Chengdu-Sydney pada November lalu.

Selain itu, maskapai China Southern Airline membuka layanan terbang tujuan Guangzhou-Adelaide pada Desember.

Sementara maskapai Australia Qantas mengumumkan akan meluncurkan layanan penerbangan harian tujuan Sydney-Beijing pada Januari.

Menurut Ciobo, terdapat potensi tak terbatas untuk pariwisata Australia setelah kesepakatan bersejarah ini.

"China adalah pasar pengunjung internasional yang perkembangannya pesat dan belanjanya paling tinggi bagi Australia. Lebih dari 1 juta wisatawan China mengunjungi Australia pada 2015-2016, naik 22,3 persen dari tahun sebelumnya, dan mereka menghabiskan hampir 9 miliar dolar Australia (6,7 miliar dolar AS) selama mereka tinggal," katanya.

Ia menambahkan, China merupakan pasar ekspor pariwisata yang paling berharga bagi Australia. Tahun 2017 dinobatkan sebagai Tahun Pariwisata Australia-China.

Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016