Jakarta (ANTARA News) - Mouly Surya merupakan sutradara Indonesia pertama yang karyanya mendapatkan subsidi Aide aux cinémas du Monde dari Kementerian Komunikasi dan Kebudayaan dan Kementerian Luar Negeri Prancis, melalui film terbarunya "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak".

Isabelle Glachant, co-produser Prancis yang menjadi mitra kerjasama Mouly bahkan memuji film itu karena menonjolkan sisi artistik. "Marlina merupakan film artistik dari sutradara yang sudah berpengalaman. Karakter Marlina kuat," kata dia dalam konferensi pers di IFI, Jakarta Pusat, Selasa.

Sang empunya karya, Mouly berkisah, ide cerita film sebenarnya berasal dari penulis Garin Nugroho. Di 2014, Garin tiba-tiba menemuinya dan bercerita soal "Marlina".

"Ide cerita dari Mas Garin Nugroho. Saat itu kami sedang dalam penjurian FFI 2014. Mas Garin memanggil dan ingin membuat film bersama, soal perempuan yang suatu hari rumahnya didatanngi perampok," kata Mouly dalam kesempatan yang sama.

"Marlina yang seorang janda, malah memenggal kepala perampok. Dan film ini mengisahkan bagaimana Marlina membawa kepala perampok ke kantor polisi," sambung dia.

Merasa tertarik dengan ide cerita itu, Mouly langsung mengiyakan tawaran Garin. Lalu di tahun 2015 lalu, dia bertemu Glachant kali pertama namun belum sempat bercerita soal filmnya.

Hingga beberapa waktu lalu, Mouly mempresentasikan proyeknya di sejumlah kesempatan, salah satunya dalam Asian Project Market (APM) di Busan International Film Festival 2015 dan menarik perhatian Glachant.

"Kami bertemu lagi di Oktober 2015 (kali pertama di awal 2015) di Busan International Film Festival. Saya lihat mereka (Mouly dan tim) hampir kehilangan harapan bertemu produser yang sesuai, karena mereka sudah bertemu banyak produser," tutur Glachant.

"Akhirnya mereka menghubungi saya. Kita sepakat tanda tangan kontrak. September kemarin kami kerjakan naskahnya. Ini kali pertama saya kerjasama. Saya bangga bisa bergabung dalam proyek ini," imbuh dia.

Mouly bukan pendatang baru di festival film internasional. Sebelumnya, dia telah memiliki dua film di kompetisi Cannes Film Festival. Dia menuturkan ikut dalam seleksi cinemas du Monde sekitar bulan Juli lalu. Sebelumnya dia harus mempresentasikan proyek karyanya di Cinefondation L’Atelier di Cannes pada Mei lalu.

“Setelah mempresentasikan proyek ini di Cinefondation L’Atelier di Cannes Mei lalu, kami akhirnya bekerjasama dengan Isabelle dan mendaftarkan ke Cinémas du Monde pada seleksi bulan Juli," kata Mouly yang merupakan sutradara Indonesia pertama yang berkompetisi di Sundance Film Festival tahun 2013.

Selain Mouly, beberapa sutradara yang pernah menerima subsidi dari Prancis antara lain Nuri Bilge Ceylan untuk film Winter Sleep yang memenangkan Palm’dor hadiah utama Cannes Film Festival 2013. Lalu, Yorgos Lanthimos untuk film The Lobster yang memenangkan Jury Prize Cannes Film Festival 2015 dan Jia Zangke untuk film Mountain May Depart yang juga ada di kompetisi utama pada Cannes Film Festival 2015.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016