Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla mengatakan, masalah lingkungan hidup menjadi salah satu isu penting dunia selain Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi.

"Di dunia ini ada tiga hal pokok yang selalu menjadi isu dan perhatian dunia secara keseluruhan. Pertama selalu mengenai HAM, kedua demokrasi, ketiga yang sangat penting lingkungan hidup karena itu, PBB melakukan konvensi sampai 22 kali," kata Wapres di Jakarta, Rabu.

Hal itu disampaikan Wapres saat penyerahan penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) peringkat Emas kepada 12 perusahaan yang baik dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Wapres mengatakan pentingnya lingkungan hidup karena menyangkut kualitas hidup semua orang dan anak cucu ke depan.

Karena itu, pemerintah mengharapkan pelaku usaha dan perusahaan-perusahaan untuk mematuhi segala aturan pemerintah terkait lingkungan hidup.

Dia mengatakan, lingkungan hidup sekarang setara dan sama pentingnya dengan demokrasi dan HAM. Karena itu, industri tidak boleh main-main dengan lingkungan.

Wapres mencontohkan seperti China yang industrinya sangat maju tetapi kotanya penuh asap. Menurut Wapres, apa yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya kesehatan dan lainnya.

Sebanyak 12 perusahaan meraih Proper Emas. Proper merupakan program tahunan yang bertujuan mendorong ketaatan industri terhadap peraturan lingkungan hidup,kata Karliansyah.

Proper 2016 dilakukan melalui berbagai kegiatan yang diarahkan untuk mendorong perusahaan supaya menaati peraturan perundang-undangan melalui insentif dan disinsentif reputasi, dan mendorong perusahaan yang sudah baik kinerja lingkungannya untuk menerapkan produksi yang lebih ramah.

Tahun 2016, peserta Proper mencapai 1.930 perusahaan dari 111 jenis industri. Tingkat ketaatan Proper tahun ini mencapai 84 persen, atau meningkat 11 persen dari ketaatan peserta Proper tahun lalu.

Peraih peringkat Proper secara berurutan dari yang terbaik adalah Emas sebanyak 12 perusahaan, kemudian peringkat Hijau 172 perusahaan, Biru 1422 perusahaan, Merah 284 perusahaan, Hitam lima perusahaan, 13 perusahaan dalam proses hukum, dan 22 perusahaan tutup atau tidak beroperasi.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016