Roma (ANTARA News) - Matteo Renzi menyatakan bahwa dia resmi mundur sebagai perdana menteri Italia pada Rabu (7/12) dengan canda, sesal dan isyarat kuat bahwa dia ingin memimpin partainya bersaing dalam pemilu dini.

Terpaksa mundur setelah kekalahan dalam referendum, Renzi secara resmi mengajukan pengunduran diri ke Presiden Sergio Mattarella pada Rabu malam.

Istana kepresidenan menyatakan konsultasi politik mengenai pembentukan pemerintah sementara akan dimulai pada Kamis pukul 18.00 (1700 GMT).

Sebelum menyerahkan kunci kediamannya di Palazzo Chigi, Renzi (41) memimpin sebuah rapat eksekutif Partai Demokrat (PD).

"Kami tidak takut kepada apa pun atau siapa pun, jika partai lain ingin ikut pemilu... PD tidak takut pada demokrasi atau pemilu," kata Renzi, merujuk pada tuntutan oposisi untuk mempercepat satu tahun pemilu nasional yang dijadwalkan awal 2018.

Ironisnya, pemerintahan Renzi berakhir dengan pemerintahnya memenangi mosi percaya di Senat, parlemen yang ingin dia lemahkan dengan referendum yang mengalahkan dia pada Minggu.

Mosi percaya mempersingkat diskusi panjang persetujuan anggaran Italia 2017-- tugas tak selesai yang mendorong Renzi menunda pengunduran dirinya beberapa hari.

"Undang-undang anggaran disetujui. Pengunduran diri resmi pukul 19.00. Terima kasih semua dan viva l'Italia!" (hidup Italia!) cuitnya. Di Italia ketika itu pukul 19.00 datang dan pergi, dan Renzi belum mundur.


Peruntungan di PlayStation


Setelah berbicara di markas partainya, Renzi mengatakan dia semestinya bertanggung jawab untuk referendum namun tidak menununjukkan indikasi akan mundur dari kepemimpinan PD.

Dia mengatakan akan menghabiskan Kamis, libur umum, untuk merayakan ulang tahun neneknya yang ke-86.

"Kita harus berterima kasih kepara orang tua," katanya merujuk pada pensiunan yang mendukungnya dalam debat referendum.

"Dan harapannya besok saya akan lebih beruntung dalam pertarungan di Playstation dengan anak saya," tambah dia.

Pidato Renzi pada waktu itu seperti peluncuran kampanye pemilihan umum, dengan bekas wali kota Florence itu membanggakan diri bahwa dia meninggalkan Italia dengan "pajak lebih rendah dan hak lebih banyak" dan peran kepemimpinannya dalam setelah serangkaian gempa bumi yang terjadi Agustus dan Oktober.

Sebagai sekretaris jenderal PD, Renzi mengendalikan aparat partai, yang dia gunakan sebagai panggung untuk memakzulkan pendahulunya Enrico Letta pada Februari 2014.

Sementara itu oposisi berkeras referendum menyampaikan mosi tidak percaya di tengah koalisi pusat kiri.

"Entah kita menggelar pemilihan segera atau turun ke jalan," Matteo Salvini, pemimpin kanan-jauh Northern League, mengingatkan pada Rabu.

"Kita tidak boleh mengolok 32 juta orang yeng memilih pada Minggu," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016