Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat 38 poin menjadi Rp13.289 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan terhadap dolar AS bersamaan dengan penguatan surat utang negara (SUN) di pasar domestik," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.

Ia mengatakan bahwa pertemuan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB), yang diperkirakan menambah stimulus keuangannya, turut memberikan dampak positif ke mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Pertemuan ECB akan disimpulkan pekan ini. Imbal hasil surat utang Jerman yang mulai turun bisa menjadi tanda adanya harapan penambahan atau perpanjangan program pembelian aset oleh ECB yang saat ini dijadwalkan hingga kuartal I 2017," katanya.

Ia mengatakan cadangan devisa Indonesia yang turun akibat kebijakan stabilisasi rupiah Bank Indonesia sepanjang November 2016 sepertinya tidak terlalu direspons pelaku pasar uang.

"Kemungkinan hal itu dianggap wajar atau bahkan perlu dilakukan di saat turbulensi di pasar keuangan global meningkat tajam," katanya.

Bank Indonesia mencatat cadangan devisa Indonesia akhir November 2016 sebesar 111,5 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 115,0 miliar dolar AS.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut akan tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016