Pelemahan indeks BEI di awal sesi lebih disebabkan adanya aksi ambil untung oleh investor
Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, dibuka turun tipis sebesar 6,18 poin seiring dengan aksi ambil untung oleh sebagian investor.

IHSG BEI dibuka melemah 6,18 poin atau 0,12 persen menjadi 5.297,55. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 0,24 persen menjadi 887,44.

"Pelemahan indeks BEI di awal sesi lebih disebabkan adanya aksi ambil untung oleh investor," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, sebagian pelaku pasar memanfaatkan kesempatan untuk ambil untung setelah IHSG mengalami penguatan pada hari sebelumnya (Kamis, 8/12). Namun, pergerakan bursa saham di kawasan Asia yang cukup stabil diharapkan dapat membuka peluang bagi IHSG untuk kembali bergerak di area positif.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif masih stabil pada kuartal keempat ini juga diharapkan menjaga fluktuasi IHSG untuk tetap mencatatkan hasil positif," katanya.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh munculnya faktor dari eksternal, salah satunya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS dalam pertemuan pekan depan.

Ia mengatakan bahwa sejumlah data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis menjadi faktor kunci potensi kenaikan suku bunga. Pada kuartal III 2016, Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) preliminary AS naik menjadi 3,2 persen, melampaui konsensus analis sebesar 3 persen. Lalu, data penggajian non pertanian periode November 2016 juga meningkat menjadi 178.000.

"Diharapkan, dukungan positif dari Indonesia sendiri mengenai kondisi ekonomi yang stabil menjaga IHSG dari tekanan," katanya.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 107,97 poin (0,47 persen) ke level 22.753,87, indeks Nikkei naik 199,61 poin (1,06 persen) ke level 18.965,08, dan Straits Times melemah 2,51 poin (0,10 persen) posisi 2.955,13.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016