Jakarta (ANTARA News) - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengisahkan seorang pegawai negeri yang ditugaskan mereparasi piano tua milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai contoh tindakan antikorupsi yang diperingati di seluruh dunia pada 9 September.

Anies bercerita, piano tua yang tuts-tutsnya terbuat dari gading itu rusak untuk kemudian dibawa oleh seorang pegawai Kemdikbud ke tempat reparasi piano.

Di tempat  itu, sang pegawai bertemu dengan seorang kolektor piano yang meminati piano antik itu dan menawarnya dengan harga Rp2 miliar. Bukan itu saja, si kolektor menawari sang pegawai dengan piano lain yang sangat mirip dengan yang asli.

"Pegawai yang bahkan tidak menjabat eselon itu hanya menjawab saya tidak bisa, karena ini bukan punya saya. Piano ini punya negara," ujar Anies dalam pidato memperingati Hari Antikorupsi Internasional di Jakarta, Jumat.

Menurut Anies, kisah nyata itu menunjukkan masih banyak orang Indonesia yang berintegritas tinggi dan antikorupsi.

"Pegawai ini menunjukkan bahwa dia punya harga diri yang tidak bisa dibeli dengan rupiah," kata mantan Mendikbud itu.

Sebagai salah satu pasangan calon yang sedang berkompetisi dalam Pilkada DKI, Anies dan Sandiaga Uno berjanji mewujudkan Jakarta sebagai kota yang berintegritas termasuk dalam pengelolaan ekonomi, dengan memulai dari pendidikan.

Menurut Anies, pendidikan adalah kunci untuk membangun integritas sehingga program-program yang dicanangkan seperti KJP Plus, ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

"Kalau seseorang sudah dididik kemudian akan terbiasa, dengan begitu akan tumbuh menjadi karakter dan budaya. Budaya bersih harus dimulai dengan memastikan pendidikan di Jakarta berkualitas dan mengutamakan pembelajaran integritas," ujar Anies.

Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016