Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal mengatakan bahwa Bali Democracy Forum adalah aset bagi bangsa Indonesia karena ini satu-satunya forum antarpemerintah tentang demokrasi.

"Forum ini pun lebih berkelanjutan daripada forum yang pernah dibuat mantan Presiden Amerika George W. Bush terkait demokrasi di wilayah Asia Pasifik. Forum itu tidak berkelanjutan," ujar Dino Patti Djalal di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Mantan Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Amerika Serikat itu mengatakan demokrasi di negara ini sejalan dengan persatuan nasional.

"Kita berdemokrasi, persatuan semakin kuat. Demokrasi kita cukup bagus dan kita perlu merasa bangga terhadap perkembangannya," kata dia.

Ia mengatakan para peserta Bali Democracy Forum mempunyai kekhawatiran yang sama terkait pluralisme.

"Mereka berdiskusi bagaimana agama, demokrasi dan pluralisme bisa sinergi dan efektif," kata dia.

Sebelumnya, pelaksanaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-9 di Nusa Dua, Bali yang berlangsung pada 8-9 Desember 2016, secara resmi ditutup oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Abdurrahman Mohammad Fachir.

Pelaksanaan BDF IX yang mengusung tema "Religion, Democracy and Pluralism" ini berhasil menghasilkan tiga kesimpulan.

"Pertama, pemerintah dan pemimpin berperan besar dan penting memiliki sinergi dalam mempromosikan demokrasi, menampilkan toleransi moderasi, dan penghormatan keberagaman," ujar Abdurrahman Mohammad Fachir dalam penutupan Bali Democracy Forum (BDF) ke-9 di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Kedua, lanjutnya, memelihara dan menyuburkan demokrasi, toleransi, dan tata kelola pemerintahan yang baik perlu dalam pendidikan terutama sosial media.

"Ketiga, terus melakukan berbagai upaya berbagi mengenai isu-isu yang dibahas melalui forum internasional," ujar dia.

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016