Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Sejumlah masyarakat korban gempa di kawasan Paru Gede, Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh masih ada yang nekad tidur dalam rumah-toko yang sudah dalam kondisi rusak malahan lebih parah bangunan yang hampir runtuh.

Ketua tim relawan Aliansi Masyarakat Aceh Barat (AMAB), Adwina Pakeh, Jumat, malam, mengatakan, meski dalam kondisi bangunan hampir runtuh, namun beberapa warga mereka lihat tetap nekad tidur dalam rumah dan ruko karena sudah tidak tahan dengan udara di luar.

"Banyak itu kami melihat warga tetap tidur dalam ruko yang sudah jelas dalam kondisi rusak, retak lebih parah hampir runtuh. Tapi mereka tidur dalam kondisi pintu terbuka dan memang sudah tidak bisa ditutup buka karena sudah rusak saat gempa Rabu pagi," sebut dia.

Tim relawan cukup merasa prihatin melihat kondisi demikian saat malam tiba hingga memasuki malam ketiga, pasalnya sebagian warga di kawasan tersebut tidak tinggal dalam tenda pengungsian yang disediakan pemerintah.

Tidak diketahui juga secara detail penyebab warga setempat rela tidur di dalam bangunan milik mereka yang telah rusak dan mereka mendirikan posko atau membuat tenda-tenda kecil dari terpal sendiri maupun tenda milik kampung sebagai tempat istirahat pada siang hari dan sebagai tempat tidur saat malam.

Dia menyampaikan, pihaknya datang dengan membawa bantuan hasil sumbangan masyarakat di Aceh Barat dalam aksi penggalangan dana yang dilakukan pasca gempa 6,5 pada skala Righter yang menguncang Aceh pada pukul 05.03 WIB Rabu (7/12).

Pewarta: Anwar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016