Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, tercatat sudah 101 orang, hingga hari keempat masa tanggap darurat.

"Ada penambahan jumlah korban jiwa, kemarin 100 saat ini menjadi 101 karena ditemukan satu korban meninggal di Pidie atas nama Syahrul, umur 23 tahun, kemarin," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Graha BNPB Jakarta, Sabtu.

BNPB merilis data dampak gempa Kabupaten Pidie Jaya hingga Sabtu pukul 10.00 WIB dengan keseluruhan korban meninggal dunia sebanyak 101 jiwa, di antaranya 92 korban sudah teridentifikasi. Sementara korban luka-luka sebanyak 857 orang.

Jumlah pengungsi, menurut data BNPB saat ini mencapai 45.239 orang, antara lain 43.613 orang berada di Kabupaten Pidie Jaya dan 1.716 lainnya di Kabupaten Bireun.

Sutopo mengatakan data pengungsi cenderung fluktuatif karena umumnya masyarakat kembali ke tempat tinggal masing-masing untuk melihat kondisi rumah pascagempa yang terjadi pada Rabu (7/12) lalu.

"Kondisi pagi ke sore sering kali terjadi penurunan karena pengungsi kembali ke rumah, melihat rumah, membersihkan dan ada juga yang melakukan aktivitas sehari-hari. Di pos-pos pengungsian jumlahnya tidak seperti malam hari," kata Sutopo.

Sementara itu, untuk kerugian materiil, BNPB menyatakan kerusakan paling banyak terjadi pada ruko dan rumah penduduk, yakni 157 ruko dan 11.668 rumah penduduk yang rusak.

Sarana dan prasarana lainnya yang mengalami kerusakan, antara lain 64 masjid, 88 mushalla, 7 unit meunasah, 5 unit kantor desa, 14.800 meter jalan lingkungan dan 55 unit jembatan.

BNPB pun telah memberikan bantuan makanan dan fasilitas tanggap darurat senilai Rp3,5 miliar yang dikirim dengan pesawat kargo dari Lanud Halim Perdanakusumah.

Gempa berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12) pukul 05.03 WIB. Pusat gempa terjadi di darat (sesar Samalanga-Sipopok) melalui mekanisme gempa sesar mendatar dengan kedalaman 15 kilometer.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016