Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian menegaskan bahwa bakteri perusak tanaman Erwinia chrysanthemi sebelumnya tidak ada di Indonesia, baru ditemukan saat Badan Karantina dan Imigrasi mendapati warga China menggunakan benih terinfeksi bakteri itu untuk bercocok tanam di Kabupaten Bogor beberapa waktu lalu.

"Kami menemukan yang kemarin dimusnahkan itu, ada dua kilogram dan tanaman yang sudah ditanam di lahan 4.000 meter," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini kepada ANTARA News, Senin.

"Kami mengambil sampel, kami uji ke balai karantina. Hasilnya ternyata, positif Erwinia chrysanthemi. Itu ditemukan di sisa packing yang semua berbahasa China," katanya.

Ia menjelaskan bahwa bakteri Erwinia masuk golongan A1, artinya belum ada di Indonesia.

Dia juga memastikan baik benih mau pun tanaman yang ditemukan di Bogor tidak memiliki surat sertifikat kesehatan dan tidak tercatat di Badan Karantina.

Balai Besar Karantina Pertanian memutuskan untuk memusnahkan benih cabai yang kemasannya bertulisan bahasa China, serta tanaman cabai dan benih bawang daun yang terinfeksi bakteri Erwinia chrysanthemi pada Sabtu (8/12).

"Sekali pun belum ada di Indonesia, tetapi literatur menyebutkan bakteri cepat menyebar. Makanya karantina mengambil langkah cepat untuk memusnahkan lebih awal," tutur Banun.


Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016