Bogor (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Halaqah Ulama ASEAN yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama di Bogor, Jawa Barat, Selasa sore.

Pembukaan pertemuan para ulama bertemakan "Mengembangkan Islam Moderat melalui Jaringan Pesantren" itu ditandai dengan pemukulan gong oleh Wapres didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin.

"Saya berharap tema ini bukan hanya diseminarkan, melainkan juga dilaksanakan bersama demi keutuhan kita di ASEAN," ujarnya.

Sementara itu, Menag Lukman Hakim menjelaskan halaqah ulama ASEAN itu pertama kali digelar pada 2010 sebagai ikhtiar untuk mengarisutamakan Islam moderat di kawasan.

"Hal ini juga bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pada tahun ini juga telah digelar seminar manuskrip ulama ASEAN sebagai bentuk penggalian intelektualitas Islam," ujarnya.

Menurut dia, kegiatan yang diikuti 120 peserta tersebut juga diarahkan untuk penguatan lembaga pondok pesantren di kawasan.

"Lembaga pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua karena sudah lebih dari 200 tahun yang lalu atau jauh sebelum negara bangsa ini didirikan," kata Menag.

Ia mengemukakan bahwa nilai-nilai Islam yang diajarkan ponpes di Nusantara ini selalu menekankan moderasi.

"Ilmu kalam yang diajarkan di pesantren bukan Jabariyah, bukan Qodariyah, melainkan Asyariyah dan Maturidiyah. Fikih yang dikembangkan adalah empat imam, namun lebih pada Syafiiyah. Tasawufnya ajaran Imam Ghazali dan Al Junaid," katanya mengenai aliran moderat yang diajarkan sebagian besar pondok pesantren di Indonesia.

Wapres Kalla juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para ulama dan pengasuh pondok pesantren yang telah mendarmabaktikan segala bentuk pikirannya demi anak bangsa yang beradab dan berakhlak. 

Pewarta: M Irfan Ilmie
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016