Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero), meraih kinerja terbaik 2016 atas komitmen perusahaan dalam menemukan cadangan migas baru melalui aktivitas eksplorasi versi SKK Migas.

Sebagai kontraktor kontrak kerja sama di bawah naungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Pertamina EP juga menjuarai ajang ASEAN Risk Management 2016 yang diikuti oleh 23 perusahaan di kawasan ASEAN, kata Direktur Proyek Eksplorasi & New Discovery PT Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

"Kami berkomitmen untuk mencari dan menemukan cadangan migas untuk mendukung ketahanan energi Indonesia. Kami bersyukur mendapatkan penghargaan dari SKK Migas untuk kategori survei darat terbaik, pemboran eksplorasi terbaik dan peringkat ke-2 pemboran eksploitasi terbaik," kata Nanang Abdul Manaf.

Menurut Nanang, target Pertamina EP pada 2016 untuk kegiatan survei darat (seismik) tiga dimensi (3D) seluas 785 km2 dan berhasil direalisasikan mencapai 951 km2 atau sebesar 121 persen di atas target. Sedangkan target seismik 2D 2016 sepanjang 941 km, Pertamina EP berhasil merealisasikan hingga 953 km atau 101 perse di atas target.

Untuk kegiatan pemboran eksplorasi, target 2016 adalah delapan pemboran sumur eksplorasi, hingga Desember ini lima sumur telah selesai atau sebesar 63 persen dari target. Satu sumur lagi saat ini dalam tahapan persiapan rig up.

"Kami berterima kasih atas sinergi seluruh fungsi dan dukungan yang baik dari seluruh stakeholder, terutama SKK Migas dan Pertamina sehingga aktivitas operasi perusahaan dapat berjalan lancar," ujar Nanang.

Direktur Pengembangan Pertamina EP, Herutama Trikoranto, mengatakan untuk ajang Asean Risk Management Award merupakan kali pertama diikuti perusahaan. "Kami bersyukur keluar sebagai juara 1 untuk kategori Risk Technology dan Juara 3 untuk kategori Risk Champion dalam kegiatan ini", ujar Herutama.

Menurut dia, risiko merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses bisnis yang dijalankan oleh Pertamina EP. Manajemen Pertamina EP, lanjut Heru, memahami bahwa industri migas sangat identik dengan karakteristik High Risk, High Cost dan High Uncertainty. Karena itu, dalam menjalankan bisnis, kami menerapkan framework Risk Management berbasis ISO 31000 yang melibatkan seluruh fungsi.

"Dengan begitu kami dapat mengidentifikasi Risiko yang akan timbul sehingga kami bisa melakukan mitigasi dan meminimalkan dampak yang terjadi," jelas Herutama Trikoranto.

Ajang Asean Risk Management 2016 melakukan penilaian kepada perusahaan di wilayah Asean terkait pengelolaan faktor risiko di dalam perusahaan tersebut.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016