Kita datang dengan persiapan yang singkat, bahkan kami tidak masuk dalam unggulan. Kenyataannya kita bisa masuk ke final. Ini luar biasa
Bangkok, Thailand (ANTARA News) - Timnas Indonesia untuk kelima kalinya harus menjadi runner up Piala AFF 2016 setelah menyerah 0-2 kepada tuan rumah Thailand pada leg kedua final Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Sabtu malam tadi.

Timnas Indonesia gagal mempersembahkan trofi karena kalah agregat 2-3 setelah tiga hari sebelumnya pada 14 Desember lebih dulu menang 2-1 pada leg pertama di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, pada laga kandang dan tandang itu.

Sebelum pertandingan di Thailand, Timnas Garuda memetik hasil yang sama pada medio 2000, 2002, 2004, dan 2010. Indonesia pun harus memperpanjang penantian menjadi yang terbaik di Asia Tenggara setelah medali emas sepak bola pada SEA Games 1991.

Semangat Indonesia membawa pulang trofi kejuaraan dua tahunan ini begitu tinggi. Semua pemain mengaku siap memberikan yang terbaik meski secara sebenarnya tidak sepenuhnya bugar setelah bermain ketat sejak babak semifinal melawan Vietnam.

Masuknya timnas Garuda ke final juga mengejutkan insan sepak bola Indonesia karena datang dengan pemain yang terbatas dan persiapan yang singkat. Lagi pula Boaz Solossa dan kawan-kawan, masuk turnamen ini bukan dengan predikat unggulan.

Namun datang di Bangkok, tim asuhan Alfred Riedl ini sebenarnya sudah berbekal modal bagus setelah menang 2-1 pada pertandingan final pertama di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Indonesia hanya cukup bermain seri untuk menjadi juara edisi 2016 turnamen ini.

Timnas sebenarnya gigih melawan tim besutan Kiatisuk Senamuang itu, bahkan beberapa kali menusuk untuk mengancam gawang lawan.

Indonesia bertahan rapat dan bermain disiplin kendati tuan rumah memecah kebuntuan pada menit 37 lewat Sirod Chattong. Kedudukan 0-1 bertahan sampai babak pertama usai.

Indonesia yang biasa bermain garang pada babak kedua kebobolan kembali lewat Sirod Chattong. Namun, setelah tertinggal 0-2 timnas bermain lebih terbuka, terutama setelah beberapa kali mengganti pemain, seperti Rizky Pora dan memasukkan Ferdinan Sinaga serta menarik Zulham Zamrun digantikan Lerby Eliandry.

Setelah mengganti sejumlah pemain, Indonesia bisa mengimbangi tuan rumah yang diperkuat  para pemain berkelas. Beberapa kali mengancam gawang Thailand, Indonesia akhirnya tetap tak bisa mengubah kedudukan 0-2 untuk Thailand.

Hasil ini luar biasa bagi Thailand. Selain mempertahankan predikat juara, trofi yang diraih tahun ini adalah kelima kalinya diraih Negeri Gajah Putih. 45.000 penonton yang memadati stadion terbesar di Thailand itu pun menyambutnya dengan suka cita.

Indonesia pun merasa tak kalah luar biasa kendati berstatus "runner up". Pelatih Alfred Riedl tetap bangga pada Boaz Solossa dan kawan-kawan yang telah berjuang maksimal. Apalagi, lawan yang dihadapi anak-anak asuhnya itu adalah yang terbaik di Asia Tenggara.

"Ini adalah hasil yang terbaik bagi Indonesia. Kita datang dengan persiapan yang singkat, bahkan kami tidak masuk dalam unggulan. Kenyataannya kita bisa masuk ke final. Ini luar biasa," kata Alfred Riedl usai pertandingan.

Menurut dia, Indonesia mempunyai masa depan yang cerah dan potensi yang sangat besar. Tetapi syaratnya, kata Riedl, persiapan membangun timnas harus lebih panjang dan tidak boleh ada hambatan yang mengganggu persiapan.

Hal sama dikatakan kapten timnas Indonesia Boaz Solossa. Dia dan pemain lain sudah berusaha mengeluarkan permainan terbaiknya meski timnas tertekan sejak awal. Apa yang dilakukan Boas dan kawan-kawan tidak membuahkan hasil dan akhirnya kalah.

"Kita sudah berusaha maksimal. Memang kita juga punya peluang, tetapi kita memang kurang beruntung sehingga tidak bisa mencetak gol. Thailand memang bermain bagus," kata Boaz Solossa usai pertandingan.

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi sendiri menyatakan puas dengan hasil yang diraih timnas Indonesia.

Edy menggarisbawahi semangat baja para pemain Indonesia, padahal di atas kertas kalah komplit dari Thailand.

"Kita tetap puas dengan hasil ini. Ke depan kita harus lebih baik yang dimulai dengan persiapan yang matang dan terprogram dengan baik," kata Edy.

Edy yang juga menjabat Pangkostrad menegaskan tetap memberikan bonus kepada seluruh punggawa timnas yang telah berjuang membawa nama bangsa di kancah internasional. Namun, dia enggan menyebutkan besaran bonus.

"Bonus akan tetap kami berikan. Namun, untuk besarannya tidak bisa kami publikasikan. Yang jelas pemain sudah menunjukkan jiwa juang wajib mendapatkan apresiasi," kata Edy.

Setelah menyelesaikan Piala AFF 2016, timnas Indonesia dihadapkan pada SEA Games 2017 di Malaysia. Namun, yang turun pada kejuaraan dua tahunan ini adalah timnas U-23. Berikutnya, adalah bersiap diri menghadapi Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.

Semoga prestasi Indonesia bisa lebih tinggi lagi setelah mendapatkan modal di Thailand.

Oleh Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016