Palm Beach, Florida/Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump menyerukan perluasan kapabilitas nuklir Amerika Serikat lewat cuitan di Twitter. Cuitannya ini seketika dianggap para pakar senjata nuklir sebagai tindakan yang akan memicu ketegangan dunia.

Pada postingnya di Twitter, Trump mencuit, "Amerika Serikat harus memperkuat dan memperluas kapabilitas nuklirnya sampai masa ketika dunia peka terhadap nuklir," tanpa memberikan penjelasan detail.

Juga tidak jelas apa yang mendasari dia berkomentar seperti itu. Namun belum lama ini Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Rusia perlu memperluat potensi militer kekuatan nuklir strategisnya.

Ketika ditanyai soal cuitan itu, juru bicara Trump Jason Miller kemudian mengklarifikasi bahwa Trump tengah merujuk ancaman proliferasi senjata nuklir dan kebutuhan kritis untuk mencegah hal itu, khususnya dan di antara organisasi-organisasi teroris dan rezim-rezim tidak stabil dan jahat.

Trump, yang akan resmi menjabat pada 20 Januari, juga menggarisbawagi kebutuhan untuk meningkatkan dan memodernisasi kapabilitas deterennya sebagai jalan vital untuk menciptakan perdamaian melalui kekuatan, kata Jason Miller.

Namun para pakar keamanan strategis mengartikan cuitan Trump itu sebagai isyarat bahwa dia ingin melanggar batas-batas kesepakatan penyebaran senjata nuklir START (pakta pembatasan senjata nuklir) 2011 dengan Rusia atau mungkin berencana memperluas stok senjata nuklir statisnya, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016