Jakarta (ANTARA News) - Perayaan misa malam Natal 24 Desember 2016 di Jakarta dan sejumlah kota di seluruh Indonesia berlangsung aman, hikmat, tercermin dari antusias umat Kristiani sejak Sabtu sore hingga malam hari silih berganti mendatangi gereja untuk melaksanakan kebaktian.

Seakan sudah menjadi standar pada setiap perayaan Natal, pengamanan diperketat di sejumlah lokasi untuk memastikan ibadah misa dapat berlangsung lancar dan aman.

Pantauan Antara di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, sebanyak 116 petugas gabungan dari Polri, TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dikerahkan untuk menjaga prosesi misa malam Natal (Sabtu, 24/12) hingga hari Natal 25 Desember 2016.

Kegiatan misal malam Natal mulai pukul 17.00 WIB, pukul 19.30 WIB dan pukul 22.00 WIB, sedangkan hari natal Minggu (25/12) ibadah digelar pukul 06.00 WIB, pukul 07.30 WIB, pukul 09.00 WIB, pukul 11.00 WIB dan pukul 18.00 WIB.

Hingga berakhirnya misa, petugas keamanan terus memantau dan mengawasi kegiatan di sekitar Gereja Katedral guna mengantisipasi aksi mencurigakan termasuk menyiapkan alat pendeteksi logam (metal detector) untuk memeriksa setiap barang bawaan pengunjung gereja.

Sejak sore hari, para jemaat antusias mendatangi Gereja Katolik yang diresmikan pada 21 April 1901 itu bahkan memenuhi lokasi ibadah hingga di tenda-tenda bagian halaman samping dan depan gereja.

Pelaksanaan malam Natal yang aman juga terlihat di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Rawamangun di Jakarta Timur.

Tenda-tenda dan kursi sudah disiapkan dan memenuhi halaman gereja dengan kapasitas luar ruangan dapat menampung sekitar 1.300 jemaat. Diperkirakan sebanyak 10.000 jemaat akan mengikuti kebaktian malam Natal tersebut.

Kebaktian dilakukan dalam dua bahasa yaitu Bahasa Batak pada kebaktian pertama dan Bahasa Indonesia pada kebaktian kedua dan ketiga.

Ibadah Natal yang dipimpin Pendeta Nainggolan bertema "Telah Lahir Bagimu Juru Selamat Yaitu Kristus di Kota Daud (Lukas 2:11)" dengan subtema "Melalui Perayaan Natal di HKBP Rawamangun Memperlengkapi Jemaat Menjadi Jemaat Berbudaya dan Beriman Kepada Tuhan".

Untuk memastikan kebaktian berjalan lancar, semua orang yang akan masuk ke gereja diperiksa dengan ketat baik di pintu masuk sisi timur maupun selatan.

Sejumlah aparat kepolisian juga berjaga di pintu masuk gereja yang berseberangan dengan Posko Operasi Lilin 2016 di depan Gereja Keluarga Kudus.

Suasana ibadah di GPIB Immanuel terpantau dengan penjagaan ketat dengan adanya satu unit mobil barracuda, pengawalan dari puluhan kepolisian dan TNI dan mesin metal detector untuk setiap jemaat yang memasuki gedung.

Kebaktian malam natal di GPIB Immanuel dibagi menjadi tiga sesi, yakni pukul 17.00, 19.00 dan 21.00 WIB. Jemaat terlihat lebih ramai pada kebaktikan pukul 19.00 WIB hingga panitia harus menambah bangku plastik untuk jemaat yang tidak kebagian tempat duduk. Ada pun kapasitas gedung hanya berkisar 800 orang dengan dua lantai.

Ibadah Natal di GPIB Immanuel pada Minggu (25/12) akan dilaksanakan dalam tiga bahasa, yakni bahasa Indonesia, Belanda dan Inggris.

Selain di Ibukota Jakarta, suasana malam Natal yang kondusif juga terjadi di seluruh gereja di Tanah Air.

Misa malam Natal di Gereja Katedral Paroki Santa Perawan Maria Kota Bogor diikuti sekitar 10.000 jemaat. Karena daya tampung gereja terbatas, misa dibagi dalam dua dua gelombang, yakni pada pukul 17.30 WIB dan malam hari pukul 21.00 WIB.

Perayaan Natal dan Tahun Baru 2017 di Kota Bogor mendapat pengamanan lengkap dari petugas keamanan gabungan dari jajaran Polresta Bogor Kota, TNI, Satpol PP, DLLAJ, Pramuka, hingga organisasi pemuda Islam, yakni GP Anshor.

Untuk pengamanan Operasi Lilin Lodaya 2016, setidaknya sebanyak 1.410 personel gabungan yang dikerahkan untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru 2017.

Demikian halnya, di Jayapura. Sebanyak sebanyak 400 personil dikerahkan mengamankan jalannya ibadah malam natal yang dilaksanakan di gereja-gereja di wilayah itu.

Paur Humas Polres Jayapura Kota Iptu Yahya Rumra kepada Antara, Sabtu malam mengatakan, 400 personil yang dikerahkan itu terdiri dari anggota Polres, TNI, Rapi, Pramuka dan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Ke 400 personil itu disebar ke 40 gereja yang tersebar di Kota Jayapura sehingga umat kristiani dapat beribadah dengan khusyu, kata Iptu Rumra seraya menambahkan, pelaksanaan ibadah malam natal dilaksanakan menjelang natal.


Tingkatkan Keamanan

Instruksi agar semua pihak menjaga keamanan dan ketertiban saat perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, ditegaskan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dengan menggelar Operasi Lilin 2016 selama sepuluh hari mulai 23 Desember 2016.

"Beberapa sasaran pengamanan adalah diantaranya terorisme, kemudian keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas karena diperkirakan ada arus mudik dan arus balik nantinya," kata Kapolri usai rapat terbatas persiapan Natal dan Tahun Baru di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (22/12).

Menurut Tito, untuk pencegahan ancaman terorisme, Polri didukung oleh TNI telah melaksanakan sejumlah operasi penangkapan di beberapa wilayah di Indonesia.

Indikasi tindak kriminal, Densus 88 Antiteror baik di Bekasi, Tangerang Selatan, Tasikmalaya, Medan dan Batam.

Polisi terus mengembangkan keterangan dari terduga teroris yang berhasil ditangkap untuk mencegah tindak kriminal terorisme yang menargetkan perayaan Natal dan Tahun Baru.

Untuk memastikan keamanan pelaksanaan ibadah malam Natal, Kapolri Tito Karnavian dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo terjun langsung memantau kegiatan ibadah di sejumlah gereja di Jakarta, yaitu GKI Panglima Polim, HKBP Menteng, Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel dan Gereja Katedral.

Ada pun suasana ibadah di GPIB Immanuel terpantau dengan penjagaan ketat dengan adanya satu unit mobil barracuda, pengawalan dari puluhan kepolisian dan TNI dan mesin metal detector untuk setiap jemaat yang memasuki gedung.

Usai berkeliling meningau pelaksanaan ibadah di empat gereja tersebut, Tito mengatakan bahwa perbedaan suku, agama, ras dan golongan merupakan pemersatu bagi bangsa Indonesia.

"Semenjak Proklamasi, kita sudah mencanangkan bahwa semua perbedaan itu bukan pemecah, tetapi justru menjadi pemersatu bagi kita semua," kata Tito.

Ia menegaskan, bahwa perbedaan merupakan kekayaan bagi seluruh warna negara Indonesia, sehingga, harus dimanfaatkan sebagai alat pemersatu bangsa.

"Perbedaan adalah kekayaan bagi kita semua dan kita semua satu bangsa dengan berbagai perbedaan. Oleh karena itu, jadikan perbedaan sebagai alat pemersatu bangsa," ujar Tito.

Dalam kunjungan tesebut, tidak lupa Tito juga menyampaikan ucapan Selamat Natal kepada seluruh jemaat yang tengah beribadah di gereja itu.

"Selamat Natal untuk semuanya. Semoga cinta kasih dan damai dapat memberkati kita semua pada malam hari ini. Tuhan berkati," kata Tito.

Instruksi Kapolri agar memperketat pengamanan saat malam Natal langsung diikuti oleh sejumlah Kapolda.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel meninjau sejumlah gereja di Kota Medan, seperti Gereja Kathederal di Jalam Pemuda Medan, Gereja GPIB Imanuel di Jalan Diponegoro Medan, dan Gereja HKBP di Jalan Sudirman Medan.

Dalam peninjauan tersebut, Kapolda memantau bagian ruang ibadah dan halaman gereja yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menjalankan prosesi ibadah.

Kepada pendeta dan pastur yang ada di gereja yang dikunjungi tersebit, Kapolda menyampaikan sejumlah pesan kamtibmas.

Hal yang sama juga dilakukan Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Irjen (Pol) Musyafak yang meninjau langsung pengamanan Perayaan Natal dan Tahun Baru 2017 di sejumlah titik Kota Pontianak.

Sejumlah tempat yang akan ditinjau oleh kapolda Kalbar, diantaranya melakukan pengecekan di pos pelayanan, pos pengamanan dan peninjauan tempat tempat peribadatan yang digunakan umat Nasrani untuk ibadah Natal.

Pihaknya menurunkan sebanyak 5.505 personil, yang terdiri dari 4.186 personil dari Polri, TNI sebanyak 214 personil, dan 1.105 personil bantuan dari pemerintah daerah.

"Kami akan bekerja secara maksimal bersama instansi terkait untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun baru 2017," katanya.

Terkait penangkapan bom dan pelaku teroris di beberapa daerah agar menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat dan aparat pemerintah termasuk TNI dan Polri, untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan.

Sedangkan di propinsi paling Timur Indonesia, Jayapura, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw didampingi Komandan Lantamal X Jayapura Laksamana Pertama TNI Heru Kusnanto dan Komandan Korem Jayapura Kol Inf Pardede meninjau pos pengamanan Natal.

Tercatat delapan pos pengamanan yang dikunjungi dari kota Jayapura hingga pos pengamanan di Bandara Sentani, termasuk pos TNI yang berada di jalan baru dan Perumnas III, Kota Jayapura.

Selain meninjau pos, Kapolda Papua dan rombongan juga menyerahkan bingkisan Natal kepada anggota yang berjaga dan berharap tidak lengah saat bertugas.

"Tetap berjaga dan waspada terhadap perkembangan situasi yang terjadi di wilayah tugasnya sehingga kedamaian tetap tercipta," kata Waterpauw.

Sementara itu Komandan Lantamal X Jayapura Laksma TNI Heru Kusmanto mengatakan prajurit TNI siap membantu polisi dalam mengamankan ibadah malam Natal dan Natal serta Tahun Baru 2017.

Kepastian keamanan dalam misa Natal juga disampaikan Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol. Agung Sabar Santoso, yang didampingi Kepala Staf Korem 143/Haluoleo Letkol Kav. Agus Waluyo bersama sejumlah perwira utama Polda melakukan pemantauan ke sejumlah gereja-gereja dalam rangkaian malam Natal di Kendari.

Gereja yang menjadi pantauan jenderal bintang satu bersama unsur TNI itu adalah gereja Ora Et Labora, yang bersampingan dengan Mesjid Agung Al-Kautsar Mandonga Kota Kendari, kemudian Gereja Santo Clemens di simpang tiga Jalan Saranani, kemudian ke gereja Imanuel dan gereja-gereja lain di Kota Lama Kendari.

"Pantauan yang dilakukan malam ini, tidak hanya kepada gereja-geraja yang melakukan ibadah malam Natal, namun yang terpenting adalah meninjau sejumlah pos pengamanan (Pospam) yang berada di sejumlah gereja di Kota Kendari," ujar Kapolda.

Kapolda Agung Sabar Santoso mengatakan, pemantauan yang dilakukan tidak lain dalam rangka mengecek kesiapan para anggota yang berada di lapangan sejauh mana kesiapan para personel dalam mengamankan jalannya malam natal ini.

"Dari hasil pemantau yang dilakukan, patut di syukuri bahwa kegiatan keagaaman berjalan dengan baik dan hingga kini situasi aman dan masih terkendali mengingat anggota Polri bersama TNI dan komponen masyarakat dalam menjaga keamanan," ujarnya.

Tidak hanya Kapolda, sejumlah wali kota juga memberikan perhatian kepada umat Kristiani yang menjalankan ibadah malam Natal ini. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, meninjau empat gereja, Sabtu malam, untuk memastikan ibadah misa Natal dengan aman dan nyaman.

Gereja pertama yang ditinjau rombongan muspida adalah Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci atau biasa disebut Gereja Katedral di kawasan Tugu Muda pusat Kota Semarang.

Bersama dengan jajaran pimpinan muspida, Hendrar Prhadi bahkan dipersilakan naik ke panggung di gereja yang biasa disebut Holy Stadium itu, kemudian menyampaikan selamat Natal dan bersalaman dengan pengurus gereja.

Setelah itu, rombongan bergerak menuju Gereja St Yusuf Gedangan, dan berlanjut ke Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel Semarang atau lebih dikenal dengan sebutan Gereja Blenduk yang berada di kawasan Kota Lama Semarang.

Tidak ketinggalan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyempatkan diri datang mengunjungi perayaan Natal di Gereja Katolik Santo Perawan Maria Regina Paroki Purbowardayan, Solo, Sabtu malam.

Gubernur yang didampingi Kepala Polda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo menyampaikan selamat Natal kepada ribuan orang jemaat yang hadir di gereja tersebut.

"Saya datang ke gereja ini bersama Kepala Polda Jateng Irjen Pol Condro Kirono dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi untuk ikut berbahagia bersama bapak, ibu, dan keluarga yang sedang merayakan, mengucapkan selamat Natal, dan jemaat dapat berkumpul bersama keluarga untuk merayakan Natal dengan bahagia," ujarnya.


Toleransi

Selain mengerahkan unsur Polri/TNI, toleransi antar umat beragama juga menjadi salah satu faktor penting dalam menciptakan keamanan di masyarakat terutama saat menjalankan hari besar keagamaan seperti perayaan Malam Natal.

Hal itu tercermin dari ibadah Malam Natal di seluruh wilayah Indonesia yang dilaporkan berlangsung hikmat dan aman.

Salah satu yang sering menjadi barometer toleransi antarumat beragama antara Kristiani dan Islam terlihat saat malam Natal di Gereja Katedral, Jakarta Pusat yang lokasinya berhadapan langsung dengan Masjid Istiglal.

Seperti biasanya, Masjid Istiqlal menyediakan lahan parkir baik motor dan mobil bagi para jemaat Gereja Katedral yang ingin melaksanakan misa malam Natal.

"Biasa memang setiap tahun memang digunakan parkir, agar tidak macet, hari Natal juga sama saja bisa parkir di area Istiqlal," kata salah satu petugas penjaga parkir, Dwi kepada Antara.

Untuk menghormati kerukunan antar anak bangsa, juru bicara panitia Natal Gereja Katedral Susyana mengatakan, dalam perayaan misa Natal 2016 ini, pihaknya menojolkan dekorasi gereja bernuansa betawi. "Dekorasi Natal tahun (2016) ini oleh wilayah Santa Paulus diajak untuk menampilkan budaya nasional yang akrab dengan kehidupan kita," katanya.

Diungkapkan Susyana, suasana budaya betawi di DKI Jakarta akan memberikan dampak umat dalam kondisi lebih akrab. Berbagai dekorasi yang membawa suasana keceriaan dihadirkan melalui hiasan kereta dan boneka ondel-ondel yang menjadi ciri khas budaya betawi.

Suasana keakraban antar pemeluk agama juga terjadi di Jayapura, propinsi paling Timur Indonesia. Sebanyak 400 personil dikerahkan mengamankan jalannya ibadah malam natal yang dilaksanakan di gereja-gereja di sekitar Kota Jayapura .

Dari 400 orang personil tersebut, sebanyak 72 orang diantaranya adalah anggota Himpunan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang membagikan bunga kepada umat Kristiani yang akan memasuki sejumlah gereja untuk mengikuti kebaktian.

Koordinator Lapangan HMI, Murdani mengatakan, mengatakan pembagian bunga tersebut yang dilakukan anggota HMI itu dilakukan di 12 gereja yang berada di seputar kota Jayapura.

Setidaknya 2.000 bunga mawar yang dikemas dalam plastik transparan dibagi-bagikan, dengan tulisan "Keluarga HMI Cabang Jayapura Mengucapkan Selamat Rayakan Natal 25 Desember 2016 Semoga Tuhan Memberkati".

Pengamanan terhadap dari warga masyarakat terhadap pelaksanaan misa Natal juga terlihat di Bali. Sejumlah pecalang atau penjaga keamanan ikut aktif melakukan pengamanan.

Kepolisian Daerah Bali dalam Operasi Lilin Agung 2016 akan diterjunkan 530 Satgas Polda Bali, 1.154 jajaran di Polres dan Polresta, TNI 345 orang serta 1.697 orang dari instansi lainnya.

Ketua Majelis Gereja Ora Et Labora Kendari, Effendy Patulak mengatakan, rasa terima kasih kepada aparat kepolisian dan unsur TNI yang bersama-sama bertugas untuk memberi rasa aman kepada seluruh jemaat yang melaksanakan misa Natal malam ini.

"Yang patut kita syukuri bahwa, toleransi antarumat beragama khususnya di Kota Kendari dan Sultra pada umumnya berlangsung cukup damai sejak dulu hingga sekarang," ujarnya.

Suasana damai juga terlihat di Kota Kupang, di mana sebanyak 15 anggota Perhimpunan Pemuda Hindu Dharma (PHD), Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ikut terlibat dalam proses pengamanan perayaan Natal 25 Desember 2016 di wilayah itu.

"Pemuda Hindu Dharma Kota Kupang sudah dua tahun ikut dalam kepanitiaan Natal di Kota Kupang untuk mendukung pengamanan perayaan Natal. Kita ingin perayaan Natal di Kota Kupang berlangsung dengan aman dan damai, sebagai pemuda tentu kami memiliki tangungjawab moral dalam menjaga keamanan dan keutuhan NKRI ini," kata Manik Sugiarsa, di halaman Gereja Paroki St. Yoseph Naikoten II, Kota Kupang.

Salah seorang umat Paroki St. Yoseph Naikoten II Kupang, Ny. Novita Ngeneng, mengapresiasi adanya keikutsertaan pemuda lintas agama di Kota Kupang yang ikut menjaga keamanan kegiatan misa malam Natal disejumlah gereja di daerah ini.

"Ini contoh yang baik bagi daerah lain di Indoneisa dalam menjaga kerukunan hidup beragama. Harmonisasi hidup beragama ini harus dimulai dari pemuda.Indonesia sangat indah karena keberagaman suku, agama dan budaya. Potensi kebhinekaan inilah yang harus tetap dipertahankan," tegasnya.

Sementara itu sejumlah warga muslim dari Kelurahan Bonipoi, Kota Kupang ikut bersama panitia Natal dan aparat Kepolisian dan TNI menjaga keamanan kegiatan perayaan misa malam Natal di Gereja Katedral Kupang.

Malam misa Natal (Sabtu, 24/12) malam sudah berakhir. Minggu (25/12) umat Kristiani kembali melakukan ibadah Natal.

Para pemuka agama Nasrani mengajak warga Kristen untuk memaknai perayaan Natal atau peristiwa kelahiran Yesus Kristus sebagai momentum penting yang penuh pengharapan untuk kehidupan baru di masa mendatang.

"Kelahiran Yesus Kristus memberikan pengharapan bagi umat Kristen untuk memulai kehidupan baru. Yesus lahir sebagai Sang Pembebas seluruh keprihatinan hidup umat Kristen," kata mantan Ketua Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Maluku Pdt. DR. John Ruhulesin, saat memimpin ibadah Natal di Gereja Maranatha, Ambon.

Umat Kristen diminta untuk memanfaatkan momentum Natal sebagai sebuah peristiwa penting guna memperbaharui hidup dan berdamai dengan umat beragama lainnya, mengampuni dan berbagi cinta kasih dengan sesama yang membutuhkan.

Umat Kristiani juga diingatkan untuk mewujudkan cinta kasih yang tanpa pamrih sepanjang hidupnya, mengharamkan ketidak-adilan, menjauhkan diri dari pesta pora, pembunuhan, dengki dan iri hati.

Selain itu, harus hidup saling berbagi dan menopang antarsesama, meningkatkan rasa solidaritas dan kesetia kawanan terutama menolong kaum berkekurangan, serta menjauhkan diri dari pesta pora yang mengarah pada konsumerisme.

"Persaudaraan sejati adalah hubungan dan perasaan saling memiliki, menghormati dan menyayangi satu dengan lainnya, tanpa memandang perbedaan, tidak saling mencurigai maupun dengki dan iri hati," tegas Pdt. Jhon.

Sementara itu, Pastor Gereja Santa Theresia Menteng, Jakarta, Romo Dido da Gomez menilai kunci untuk menjaga toleransi antarsesama, bermula dari keluarga dan bisa dimulai sejak dini.

"Jadi ini pesan toleransi ini, bermula dari keluarga inti dahulu, dengan mengajarkan anak atau memberi pengertian anggota keluarga bahwa bahwa kita semua unik, berbeda, majemuk, baik agama, suku bangsa dan lainnya," kata Romo Dido da Gomez.

Dengan dikenalkan bahwa semua orang memiliki keunikan masing-masing, lanjut Dido, anggota keluarga juga harus memiliki pengertian bahwa setiap perbedaan janganlah menjadi akar permusuhan namun menjadi kekayaan bangsa.

"Perbedaan itu tidak bisa kita hindari, kita harus menerima itu karena hal itu memang ada dan kita tidak bisa menolaknya, perbedaan itu adalah kekayaan kita," tutur Dido.

Kendati demikian, Dido menilai bermula dari keluarga juga tidak akan cukup untuk menciptakan toleransi, namun harus timbul juga perasaan untuk bisa menerima perbedaan dan keterbukaan.

"Contoh konkretnya mungkin selama ini kita mengunjungi panti-panti jompo dan panti lainnya, sekarang mungkin bisa kita kembangkan ke pesantren, sekolah Budha dan dari kelompok lainnya, dengan begitu kita akan menjadi manusia terbuka dan bisa menerima perbedaan," ucapnya.

Secara keseluruhan dan hasil pantauan Antara di sejumlah wilayah pada perayaan malam Natal 2016 berlangsung aman terjadi gangguan berarti.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo memastikan perayaan malam Natal umat Kristen yang sedang berlangsung Sabtu (24/12) dan perayaan Natal Minggu (25/12), berlangsung aman.

"Kami pastikan setiap umat beragama dapat merayakan hari besar agamanya dengan aman dan nyaman. Khususnya malam ini dan besok hari saat umat Kristen merayakan Natal," ujar dia saat ditemui di Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII), di Kemayoran, Sabtu malam.

Ia mengatakan bahwa pemerintah secara jelas telah menjaga pelaksanaan dan perayaan Natal di seluruh Indonesia atas sinergi pihak kepolisian dan TNI dan masyarakat.

Selain itu, pemerintah juga memastikan menjamin keamanan perayaan ibadah semua agama di Indonesia.

"Jadi semua agama dijamin oleh pemerintah untuk melaksanakan keyakinannya dan juga perayaan hari besar agamanya," jelas dia.

"Tujuannya jelas, pemerintah ingin memastikan bahwa negara hadir dalam memberikan keamanan dan kenyamanan bagi setiap masyarakat di Indonesia," tandas Mendagri.

Oleh Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016