Lagos (ANTARA News) - Dinas kesehatan memeriksa 396 orang setelah seorang perawat dilaporkan meninggal akibat Demam Lassa di Negara Bagian Ogun di bagian baratdaya Nigeria, kata seorang pejabat pada Sabtu (24/12).

Ratusan orang yang diperiksa telah mengadakan kontak primer dan sekunder dengan perawat yang meninggal tersebut, kata Babatunde Ipaye, Komisaris Kesehatan Negara Bagian Ogun dalam pernyataan yang dikirimkan kepada Xinhua.

Abolanje Adewuyi, Asisten Kepala Perawat Pusat Media Federal, meninggal pada Senin malam di rumah sakit.

Kontak primer terutama adalah anggota keluarga korban, sedangkan kontak sekunder terjadi sesama pekerja di rumah sakit, terutama mereka yang berada dalam unit yang sama dengan korban tewas, tambah pejabat kesehatan.

Menurut dia, tak satu kontak pun memperlihatkan temperatur tidak normal sejak mereka dijadwalkan menjalani pemantauan.

Ia mengatakan para petugas medis memiliki hubungan dengan masing-masing kontak akan terus dipantau sampai berakhirnya masa khusus sejalan dengan standard Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demikian laporan Xinhua.

Ia mengatakan masa tersebut harus dilalui sebelum mereka dapat secara medis dinyatakan bebas dari penyakit itu.

Komisaris tersebut mendesak anggota masyarakat agar tidak panik, sebab ia menjamin pemerintah berada di puncak situasi.

Ia menyarankan orang untuk menjaga kesehatan dan menjauhkan diri dari tikus.

Ipaye juga menyarankan anggota masyarakat melaporkan setiap kasus gejala Malaria yang mungkin telah berlangsung lebih dari tiga hari ke Rumah Sakit Umum terdekat.

Demam Lassa disebabkan oleh virus dari hewan, yang menular ketika manusia mengadakan kontak dengan air kencing, kotoran tikus yang terinfeksi, atau cairan tubuh manusia yang terinfeksi.

Penyakit tersebut pertama kali digambarkan oleh 1969 di Kota Kecil Lassa, yang berada di Negara Bagian Borno di bagian timur-laut Nigeria. Dalam beberapa kasus, Demam Lassa memiliki gejala yang serupa dengan Malaria.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016