Yola, Nigeria (ANTARA News) - Asabe Goni tidak berani bermimpi ia akan termasuk anak perempuan yang diizinkan pulang ketika anggota Boko Haram memutuskan untuk membebaskan sejumlah dari 200 anak sekolah yang diculik dua setengah tahun lalu di bagian timurlaut Nigeria.

Seperti dikutip dari Reuters, Asabe Goni selama dalam sekapan kelompok itu anak-anak perempuan tersebut dipaksa pindah agama dan menikah dengan para penculiknya. Anak-anak perempuan itu tidak kuasa menolak. Sebaliknya Goni mengatakan mereka dilayani dan diberi makan dengan baik sampai pasokan makanan menipis.

Dalam keadaan lapar dan sakit, perempuan yang berusia 22 tahun itu tak kuat untuk berdiri pada Oktober ketika para militan mengatakan siapa yang ingin dibebaskan sebaiknya berbaris. Ia hanya duduk dan memperhatikan sementara anak-anak perempuan lain berbaris.

"Saya terkejut ketika mereka mengumumkan nama saya tercatat dalam daftar," kata Goni kepada the Thomson Reuters Foundation dalam wawancara pertama oleh salah seorang dari 21 anak yang dibebaskan kepada media internasional.

"Ini suatu keajaiban," ujar dia. Ia menyatakan kesedihan karena ia harus meninggalkan sepupunya yang juga diculik.

Sekelompok 21 anak dibebaskan dua bulan lalu setelah Swiss dan Palang Merah Internasional menandatangani sebuah persetujuan bagi pembebasan mereka. Anak-anak tersebut ditampung di sebuah lokasi rahasia di Abuja, ibu kota Nigeria, untuk memperoleh pengarahan oleh pemerintah Nigeria.

Tetapi anak-anak itu dibawa kembali ke kawasan Chibok di negara bagian Borno untuk merayakan Natal bersama dengan keluarga-keluarga mereka, pulang untuk pertama kali sejak diculik dari sekolah mereka pada April 2014. Penculikan mereka tersiar dan memicu kemarahan global.

"Saya sangat gembira ketika mereka mengatakan saya boleh pulang," kata Goni dalam sebuah wawancara di kediaman keluarganya di Yola, kota di bagian utara. Saat wawancara ia dikelilingi ayah, ibu tiri dan saudara-saudara kandung dan tetangganya.

Penculikan lebih 200 anak dari Chibok pada April 2014 menjadi berita utama di media internasional dan membuat tokoh-tokoh global termasuk Ibu Negara Amerika Serikat Michele Obama dan sejumlah selebritas, untuk mendukung kampanye #BringBackOurGirls.

Tetapi tak seorang dari anak-anak perempuan itu terlihat lagi sampai Mei tahun ini ketika salah seorang siswi, Amina Ali, ditemukan di sebuah hutan bersama dengan seorang bayi dan pria yang mangaku sebagai suaminya.

Ditemukannnya Amina menimbulkan harapan bahwa anak-anak itu masih hidup dan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari berjanji akan menjamin pembebasan anak-anak yang masih diculik.

(Uu.SYS/A/M016/A/C003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016