Solusi (yang dirumuskan) berikan ke saya"
Purwokerto (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memicu terjadinya pergerakan tanah di Grundul Cilaku, Desa Karangendep, sehingga puluhan rumah penduduk di atasnya terancam bahaya tanah longsor.

Sebanyak 37 rumah yang terancam longsor akibat tanah bergerak, kata Komandan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas, Heriyana Ady Candra.

"Bahkan, tiga rumah di antaranya mengalami retak-retak pada dini hari tadi," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu.

Ia mengatakan tiga warga yang rumahnya retak-retak, yakni Suparno (51), Siam (27), dan Sutarni (43), warga Grumbul Cilaku RT 07 RW 03, Desa Karangendep, Kecamatan Patikraja, Banyumas.

Menurut dia, 10 orang penghuni tiga rumah yang retak-retak telah dipindahkan ke tempat yang aman oleh personel Tagana, Pramuka Peduli Bencana Kwartir Cabang Banyumas, dan dibantu warga sekitar.

Lebih lanjut, Candra mengatakan gerakan tanah di Grumbul Cilaku berlangsung sejak hari Kamis (8/12) akibat hujan deras yang terjadi pada pukul 13.00 WIB hingga Jumat (9/12) dini hari.

"Gerakan tanah tidak terjadi serta merta namun bertahap dan pelan-pelan sehingga mengakibatkan beberapa rumah terancam longsor," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan pantauan, panjang retakan tanah di Grumbul Cilaku sekitar 500 meter dengan lebar berkisar 10-30 centimeter dan luasan yang terancam sekitar 5 hektare.

Menurut dia, kejadian tanah bergerak tersebut telah dilaporkan oleh Pemerintah Desa Karangendep kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas, dan pada hari Minggu (25/12) telah dilakukan penaksiran (assessment) oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas.

"Berdasarkan hasil pertemuan dengan warga, mereka meminta direlokasi atau transmigrasi demi kenyamanan. Untuk sementara, mereka masih tinggal di rumah masing-masing, hidup dengan ancaman longsor," katanya.

Salah seorang personel Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas, Kusworo, mengatakan penaksiran telah dilakukan oleh BPBD sejak hari Sabtu (24/12).

"Hari ini, kami menyalurkan bantuan dan membantu penanganan. Tadi, kami menyarankan ke pihak desa untuk melaksanakan musyawarah dengan mengundang warga terdampak, muspika dan dinas terkait untuk mencari solusi terbaik," katanya.

Salah seorang warga, Suparno, mengaku baru mengetahui adanya retakan di rumahnya pada Minggu (25/12) dini hari.

"Sekitar pukul 00.00 WIB, saya terbangun dari tidur dan akan ke belakang. Ketika berada di ruang tamu, saya melihat ada retakan pada lantai dengan lebar 10 centimeter dan panjang 9 meter," katanya.

Menurut dia, kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan ke pemerintah desa setempat.

Dalam kesempatan terpisah, Bupati Banyumas Achmad Husein meminta Pemerintah Desa Karangendep untuk berkoordinasi dengan BPBD Banyumas guna mencari solusi atau penyelesaian terbaik.

"Solusi (yang dirumuskan) berikan ke saya," katanya.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016