Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (ANTARA News) - Sekitar 20 ton gula pasir untuk kegiatan operasi pasar murah yang tersimpan di gudang Badan Urusan Logistik Subdivre Bima rusak akibat terendam banjir bandang Rabu 21 Desember lalu.

"Bisa dilihat sendiri gulanya sudah mencair karena terendam air selama berhari-hari," kata Humas Perum Bulog Divisi Regional NTB Syawaludin Susanto di Kota Bima, Minggu.

Ia mengatakan, petugas tidak bisa mencegah masuknya air ke dalam gudang karena air mengalir cukup deras dengan ketinggian tiga meter.

Banjir juga menyebabka tembok pagar sepanjang 10 meter dan gerbang kantor gudang roboh, sedangkan tembok gudang penyimpanan beras GBB 1 jebol sepanjang enam meter digenangi air.

"Petugas gudang saja terperangkap di atas pohon karena air di area gudang dan sekitarnya mencapai tiga meter," katanya.

Selain gula pasir, banjir juga merusak ratusan ton beras di tiga gudang penyimpanan Jatiwangi, Kota Bima.

Beras dan gula pasir yang sudah rusak itu sudah dilaporkan ke Bulog pusat untuk ditindaklanjuti karena jika dibiarkan terlalu lama, akan menimbulkan bau yang tidak sedap.

"Sesuai standar operasional prosedur, beras yang sudah terendam banjir dimusnahkan. Kalau gula pasir yang rusak hanya dilaporkan saja karena barangnya sudah mencair," ujar Syawaludin.

Pewarta: Awaludin
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016