Semarang (ANTARA News) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Cabang Semarang Majapahit optimistis dengan capaian kinerja tahun 2017.

"Masih banyak potensi kepesertaan yang harus kami garap," kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Semarang Majapahit, Yosef Rizal di Semarang, awal pekan ini.

Dikatakan, untuk tahun 2017 pihaknya akan lebih banyak mengerjakan kepesertaan di Kabupaten Demak khususnya untuk pekerja informal.

"Potensi di wilayah Kabupaten Demak masih sangat besar, kami juga akan bekerja sama dengan BRI untuk menggarap para penerima kredit usaha rakyat," katanya.

Nantinya, teknis dari kerja sama tersebut adalah pihak BRI akan ikut menyosialisasikan terkait pentingnya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan baik itu pekerja formal maupun informal.

"Kami juga akan mengoptimalkan kepesertaan dari petani, untuk potensi petani di Kabupaten Demak sendiri sangat besar, jumlahnya di kisaran 100 ribu petani," katanya.

Untuk petani ini diikutkan sebagai peserta informal dengan premi sebesar Rp16.800/bulan. Yosef mengatakan, jika dihitung setiap harinya maka besaran uang untuk premi tidak lebih dari membayar setengah batang rokok.

Untuk kepesertaan dari informal ini, para peserta berhak mengikuti program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Dengan membayar premi sebesar Rp16.800/bulan, para peserta berhak atas santunan 48 gaji jika meninggal karena kecelakaan kerja atau berhak memperoleh santunan Rp24 juta jika meninggal bukan karena kecelakaan kerja.

Sementara itu, untuk menarik kepedulian masyarakat terkait kepesertaan ini pihaknya berupaya mempublikasikan pemberian santunan kepada ahli waris untuk peserta yang meninggal dunia.

"Tujuan kami adalah agar masyarakat semakin terbuka pemahamannya bahwa keikutsertaan pada BPJS Ketenagakerjaan adalah sebuah kebutuhan," katanya.

Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016