Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) telah memulihkan sebagian besar pasokan listrik ke pelanggan di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat pascabanjir bandang pada pekan lalu.

General Manager PLN Wilayah NTB Karyawan Aji dalam rilis yang diterima di Jakarta, Selasa mengatakan, hingga Senin (26/12) malam, PLN telah menyuplai listrik ke pelanggan melalui 188 gardu dari total 201 gardu.

"Hanya sebagian kecil yang belum menyala khususnya wilayah tergenang air seperti Kelurahan Dara," katanya.

Menurut dia, pemulihan pasokan listrik tersebut melibatkan 80 teknisi tambahan dari Sumbawa, Mataram, Bali, dan Jawa Timur.

Pada Senin (26/12), pertokoan di Kota Bima mulai dipenuhi warga yang membeli kebutuhan sehari-hari.

Ketersediaan daya pada sistem Bima telah mencapai 39 MW, dari beban puncak tertinggi 42 MW.

Aji mengatakan, untuk keselamatan warga, PLN berhati-hati menyalakan aliran listrik, terutama saat pascabanjir.

Selain itu, sulitnya akses transportasi seperti di Dusun Kabanta, Kelurahan Rasanae, membuat PLN belum bisa memperbaiki tiga tiang listrik yang roboh, karena terhalang longsor.

Sementara, untuk jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah (JTR) penghubung Bima-Sape yang roboh, sudah berhasil diperbaiki.

"Saat ini sedang proses penormalan jaringan, mudah-mudahan besok sudah beroperasi normal untuk mengalirkan listrik ke Sape," kata Aji.

Jika JTM tersebut beroperasi, maka kelistrikan Sape tidak lagi terisolasi dan kekurangan daya tiga MW pada malam hari dapat terpenuhi.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN Made Suprateka menambahkan, selain pemulihan kelistrikan, PLN melalui program BUMN Hadir untuk Negeri mendirikan pos darurat banjir di PLTD Niu, Bima.

Tim Reaksi Cepat (TRC) PLN Peduli membuka dapur umum dan membagikan masakan siap santap kepada masyarakat.

Dalam satu hari, PLN menyiapkan sekitar 2.000 porsi nasi beserta lauk pauknya untuk dibagikan kepada korban banjir.

TRC PLN juga membagikan masker gratis di Jalan Soekarno-Hatta, Kampung Melayu, dan Jalan Sultan Salahudin.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016