Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena ekuitas dan data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan pelemahan.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 2,1 dolar AS, atau 0,18 persen, menjadi menetap di 1.140,90 dolar AS per ounce.

Emas mendapat dukungan karena Dow Jones Industrial Average AS turun 94 poin pada pukul 18.10 GMT. Analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman, sementara sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.

Logam mulia diberi dukungan lebih lanjut ketika laporan yang dirilis oleh National Association Realtors yang berbasis di AS pada Rabu menunjukkan indeks penjualan "pending home" (rumah yang pengurusannya belum selesai) jatuh sebesar 2,5 persen, angka yang para analis catat jauh lebih buruk dari yang diperkirakan dan terutama didasarkan pada pelemahan di Amerika Serikat bagian barat.

Para analis yang sama terus mencatat kurangnya pasokan di pasar perumahan.

Namun, kenaikan emas lebih lanjut terhambat karena indeks dolar AS naik 0,27 persen menjadi 103,32 pada pukul 18.30 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Investor memperkirakan aktivitas perdagangan yang rendah dalam pekan ini karena secara historis pedagang mengambil cuti di antara hari libur Natal AS dan tahun baru, tetapi perdagangan internasional dalam barang dan klaim pengangguran mingguan akan dirilis pada Kamis (29/12), dan PMI Chicago pada Jumat (30/12).

Para pedagang belum mulai memperhatikan waktu dari kenaikan suku bunga Fed berikutnya, karena kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat baru saja berlalu selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember, tapi investor percaya the Fed akan menaikkan suku dari 0,75 ke 1,00 selama pertemuan FOMC pada Maret.

Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikan suku bunga dari 0,75 menjadi setidaknya 1,00 adalah empat persen pada pertemuan Februari dan 25 persen untuk pertemuan Maret.

Perak untuk pengiriman Maret naik 4,9 sen, atau 0,31 persen, menjadi ditutup pada 16,038 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 4,5 dolar AS, atau 0,50 persen, menjadi ditutup pada 899,60 dolar AS per ounce.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016