Jakarta (ANTARA News) - BI melaporkan terjadi penurunan 17,7 persen kewajiban bersih Indonesia menjadi 340,6 miliar dolar AS dalam posisi investasi internasional (PII) akhir triwulan III 2016, yang sebagian besar karena meningkatnya porsi aset pada investasi langsung, setelah pemberlakuan program amnesti pajak.

"Penurunan net kewajiban PII disebabkan lebih besarnya kenaikan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dibandingkan dengan kenaikan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) sejalan dengan hasil implementasi amnesti pajak," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Kamis.

Kewajiban atau dalam neraca BI disebut KFLN merupakan kewajiban penduduk Indonesia terhadap penduduk negara lain, yang di dalamnya termasuk pembayaran utang, ataupun deviden dari keuntungan perusahaan.

Sebaliknya, AFLN merupakan tagihan atau klaim penduduk Indonesia terhadap penduduk negara lain, baik dalam rupiah maupun valuta asing.

Tagihan milik penduduk Indonesia atau aset finansial luar negeri (AFLN) per akhir triwulan III 2016 naik hingga 45,5 persen dibanding triwulan sebelumnya menjadi 319,5 miliar dolar AS.

Deklarasi aset di luar negeri milik penduduk Indonesia yang mengikuti amnesti pajak telah mendongkrak aset dalam komponen investasi lainnya menjadi 103,6 miliar dolar AS.

Di saat yang sama, kewajiban pada investasi lainnya menurun menjadi 150 miliar dolar AS, sehingga total kewajiban bersih pada investasi lainnya sebesar 47,1 miliar dolar atau turun 50 persen dari triwulan sebelumnya sebesar 99,2 miliar dolar AS.

Investasi lainnya merupakan salah satu komponen dalam PII. Komponen lain selain investasi lainnya adalah investasi langsung, investasi portofolio, derivatif finansial dan cadangan devisa.

Laporan BI menyebutkan deklarasi aset juga menopang pertumbuhan aset dalam investasi langsung menjadi 86,6 miliar dolar AS atau naik 45,6 miliar dolar AS dari triwulan II-2016, melebihi kenaikan kewajiban di investasi langsung sebesar 17,3 miliar dolar AS.

Meskipun tumbuh lebih tinggi, secara total jumlah kewajiban di investasi langsung sebesar 268,2 miliar dolar AS sehingga mencatatkan kewajiban bersih di investasi langsung menjadi 181,6 miliar dolar AS.

Sedangkan investasi portofolio mencatat kewajiban bersih sebesar 227,6 miliar dolar AS setelah dikurangi aset. Kemudian, derivatif finansial mencetak surplus aset bersih sebesar 13 juta dolar AS. Adapun posisi cadangan devisa hingga akhir September 2016 sebesar 115,7 miliar dolar AS.

"BI memandang perkembangan PII Indonesia sampai dengan triwulan III 2016 masih cukup sehat. Kendati demikian, BI tetap terus mewaspadai risiko net kewajiban PII terhadap perekonomian," tutur Tirta.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016