Kupang (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan pada akhir 2018 konversi minyak tanah ke gas Elpiji di provinsi Nusa Tenggara Timur akan segera terlaksana.

"Saat ini pemerintah sedang membangun tangki Elpiji di Terminal BBM Tenau yang kapasitasnya mencapai 2x500 ton dan dipastikan akan selesai pada 2018," kata Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Ditjen Migas, Setyorini Tri Hutami kepada Antara di Kupang, Jumat.

Sejauh ini menurutnya pendataan sudah dilakukan, namun konversi tersebut belum bisa dilakukan dikarenakan infrastruktur di NTT yang belum ada, sehingga hal tersebut masih tersendat.

Pemerintah sendiri lanjutnya sejauh ini memang sudah menyiapkan pasokan gas buat NTT sehingga gas tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat NTT.

"Ya memang selama ini kendalanya ada pada infrastruktur atau tempat penampungannya, kalau memang sudah ada maka dipastikan akan segera beroperasi," tambahnya.

Hal terseut juga diakui oleh Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng. Menurutnya Jangan terlalu terburu-buru dengan konversi minyak tanah ke gas, di saat belum ada tempat penampungannya.

"Jangan kita lakukan konversi tetapi infrastruktur LPG belum tersedia dengan baik. Nanti bagaimana mensuplainya?," tambahnya.

Hingga saat ini gas Elpiji di NTT di peroleh dari Surabaya, Jawa Timur sebab di wilayah NTT belum ada.

Namun tabung gas Elpiji yang dikirim ke NTT masih terbatas pada tabung gas 12 Kg dan 50 Kg dengan harga yang berkisar dari Rp160 ribu pertabungnya.

Namun dengan adanya konversi tersebut nantinya pihak pertamina di Kupang, akan mengati tabung 12 Kg dengan tabung 3 Kg agar harganya bisa lebih terjangkau di masyarakat umum.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016