Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan bahwa pendirian PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) juga merupakan salah satu upaya self regulatory organizatin (SRO) pasar modal untuk menambah jumlah investor aktif.

"Salah satu prioritasnya, yakni mengaktifkan investor yang ada. dari sekitar 530.000 investor, sekitar 180.000 yang aktif bertransaksi," kata Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan bahwa SRO yang terdiri atas BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) juga akan menggandeng perusahaan sekuritas atau anggota bursa (AB) untuk melakukan "workshop" kepada investor yang dinilai kurang aktir bertransaksi di pasar modal.

"Di sekolah pasar modal juga akan disosialisasikan bagi investor yang tidak aktif. Selama ini sekolah pasar modal untuk investor baru," katanya.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa PEI bakal memberikan pembiayaan marjin kepada perusahaan efek (broker) yang telah menjadi anggota bursa (AB) dengan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) minimal sebesar Rp250 miliar.

Nantinya, dia mengemukakan bahwa sebanyak 200 saham dengan likuiditas perdagangan cukup baik akan dapat ditransaksikan sebagai efek margin saat ini baru sekitar 60 efek yang dapat ditransaksikan secara margin.

"Diharapkan kuartal pertama 2017 sudah mendapatkan persetujuan operasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," katanya.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan bahwa pihaknya sedang mengkaji perusahaan pembiayaan untuk sekuritas itu agar dapat turut mendukung kinerja industri pasar modal.

"Securities financing (Pendanaan Efek Indonesia) akan kami coba selesaikan pada tahun depan," katanya.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016