Jakarta (ANTARA News) - Pada penghujung tahun 2016, Kementerian Luar Negeri RI dan sejumlah perwakilan lainnya memfasilitasi pemulangan sebanyak 43 Warga Negara Indonesia dan Tenaga Kerja Indonesia yang bermasalah.

Para WNI/TKI bermasalah tersebut masing-masing difasilitasi di KBRI Kuala Lumpur (Malaysia) sebanyak 35 orang, KBRI Beijing (China) dua orang, KBRI Manama (Bahrain) satu orang, dan KBRI Rabat (Maroko) lima orang.

"35 orang dari KBRI Kuala Lumpur sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta puul 14.05 dengan nomor penerbangan JT283. Mereka terdiri dari 29 dewasa, tiga anak, dan tiga bayi," tutur Direktur Perlindungan WNI-BHI Kemenlu RI, Lalu Muhammad Iqbal dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat sore.

Lebih lanjut dia menjelaskan, ke-35 orang tersebut masing-masing berasal dari provinsi Jawa Barat 12 orang, Sumatera Utara sembilan orang, Jawa Timur lima orang, Jawa Tengah tiga orang, Jakarta dua orang, serta Nangroe Aceh Darussalam, Lampung, Banten, dan Nusa Tenggara Timur masing-masing satu orang.

Dari WNI/TKI yang telah pulang tersebut, salah satu di antaranya menderita patah pinggang sehingga langsung diberikan perawatan lanjutan di Rumah Sakit Polri Kramatjati.

Sedangka 34 orang lainnya akan difasilitasi pemulangannya ke daerah asal oleh BNP2TKI, ujarnya menambahkan.

Selama tahun 2016, KBRI Kuala Lumpur telah memfasilitasi pemulangan sebanyak 1.334 WNI/TKI yang membutuhkan bantuan karena berbagai alasan.

Sebagai salah satu bentuk perlindungan bagi WNI di luar negeri, pemerintah memberikan bantuan pemulangan bagi WNI/TKI bermasalah yang sudah tidak memiliki skema pemulangan.

"Prioritas Pemerintah adalah pada kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak dan WNI bermasalah yang dalam keadaan sakit," tutur Iqbal menjelaskan.

Total jumlah WNI/TKI yang difasilitasi pemulangannya oleh pemerintah sepanjang tahun 2016 sebanyak 41.612 WNI dengan komposisi 27.877 dari Malaysia, 8.657 dari Arab Saudi, 2.601 dari PEA dan 2.477 dari negara-negara lainnya.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016