Saya dari dulu tahu bahwa ia adalah sosok yang cerdas!"
Florida/Moskow (ANTARA News) - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji Presiden Rusia Vladimir Putin yang menahan diri untuk tidak membalas konflik soal spionase dan serangan dunia maya usai 35 diplomatnya diusir oleh Pemenrintahan Presiden AS Barrack Obama.

Putin pada Jumat menyatakan bahwa tidak akan membalas langkah Presiden Obama mengusir 35 diplomat Rusia, yang diduga melakukan aksi mata-mata menjebol sistem komputer kegiatan pemilihan umum Presiden AS belum lama ini, setidak-tidaknya sampai Trump mulai menjabat sebagai presiden baru AS pada 20 Januari 2017.

"Langkah yang bagus. Saya dari dulu tahu bahwa ia adalah sosok yang cerdas!" tulis Trump di Twitter dari Florida, tempatnya sedang menghabiskan waktu untuk berlibur.

Obama pada Kamis lalu memerintahkan pengusiran para diplomat Rusia itu sekaligus menjatuhkan sanksi terhadap dua badan intelijen Rusia atas keterlibatan mereka dalam peretasan kelompok-kelompok politik pada Pemilihan Presiden AS pada 8 November 2016.

"Kita tidak akan mengusir siapa pun," kata Putin dalam pernyataannya.

Ia menambahkan bahwa Rusia sebenarnya berhak membalas keputusan Presiden Obama.

"Langkah-langkah selanjutnya menuju pemulihan hubungan Rusia-Amerika akan diambil berdasarkan kebijakan yang akan dijalankan Presiden D.Trump," ujar Putin.

Trump telah beberapa kali melontarkan pujian kepada Putin, dan  mencalonkan sosok-sosok yang terlihat bersahabat dengan Moskow untuk menduduki berbagai jabatan dalam pemerintahan.

Namun, Trump juga tidak jelas bagaimana keputusan nanti setelah resmi menjadi Presiden AS, yakni apakah ia akan berupaya menggagalkan tindakan Obama, yang menandai hubungan buruk pasca-Perang Dingin antara Amerika dan Rusia.

Trump telah menepis tuduhan CIA dan badan-badan intelijen lainnya bahwa Rusia berada di balik serangan dunia maya.

"Sudah saatnya bagi negara kita ini untuk melangkah menuju hal-hal yang lebih besar dan lebih baik," kata Trump, Kamis. Ia mengatakan dirinya akan bertemu dengan para pejabat intelijen pekan depan.

Badan-badan intelijen AS melaporkan bahwa Rusia berada di balik peretasan yang dialami organisasi-organisasi Partai Demokrat dan para petugas intelijen sebelum pemilihan presiden berlangsung.

Namun demikian, Moskow sontak membantah tuduhan tersebut.

Para pejabat intelijen AS mengatakan serangan dunia maya yang dilancarkan Rusia bertujuan untuk membantu Trump mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Pejabat-pejabat Rusia menggambarkan sanksi yang dikeluarkan AS itu sebagai langkah terakhir Presiden Obama yang akan segera mengakhiri jabatannya. Mereka menyiratkan bahwa Trump bisa menarik kembali sanksi tersebut setelah mengambil alih kepemimpinan AS dari Obama, tidak lama lagi.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017