Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyerap dana Rp15 triliun dari lelang lima seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam APBN, dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp36,9 triliun.

Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan lelang perdana pada awal 2017 ini memenuhi target indikatif yang telah ditetapkan.

Dari lelang tersebut, jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN03170404 mencapai Rp6,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,93287 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 4 April 2017 ini mencapai Rp14,97 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi dengan tingkat kupon diskonto ini mencapai 5,74 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,4 persen.

Untuk seri SPN12180104, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp5,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,78674 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 4 Januari 2018 ini mencapai Rp7,25 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 6,64 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,5 persen.

Untuk seri FR059, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,79954 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2027 ini mencapai Rp5,2 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,0 persen ini mencapai 7,7 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,0 persen.

Pemerintah tidak memenangkan SUN seri FR0061 dan FR0072 meski penawaran yang masuk masing-masing sebesar Rp7,59 triliun dan Rp1,87 triliun karena target indikatif telah terpenuhi.

Imbal hasil terendah yang masuk bagi FR0061 mencapai 7,5 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk mencapai 7,75 persen. Sedangkan, imbal hasil terendah yang masuk bagi FR0072 mencapai 8,11 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk mencapai 8,42 persen.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017