Kebakar, ibu...
Jakarta (ANTARA News) - Tangis Alfi Syahri pecah mengetahui ibundanya, Ai Kusminar (52), sudah pasti menjadi satu dari 22 korban meninggal dunia akibat insiden KM Zahro Express akhir pekan lalu.

"Kebakar, ibu...," ujar dia seraya menangis di pelukan bibinya, Tati Datia, di Posko Ante Mortem RS Bhayangkara Said Sukanto (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.

Alfi, bersama Ai, ayahnya (Muhidin), kakak (Iwan Ridwansyah) dan Tati Datia (41) serta satu lainnya adalah para penumpang kapal naas yang berlayar dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, menuju Pulau Tidung di Kepulauan Seribu itu.

Sepupu korban, Edy Nuraidi, mengaku telah mendapatkan petunjuk perihal kabar Ai dari foto barang korban yang dirilis polisi, yakni berupa kalung, Selasa (3/1).

Hari ini, dia bersama anak korban kembali melihat sepatu dan baju korban yang ditemukan polisi dan memastikan bahwa barang itu milik Ai.

"Baju, sendal, kalung, dilihat sama anaknya. Sudah melihat jelas, baju terakhir, sandal dan kalung, sudah terindetifikasi dari tim DVI. Tiga poin sudah kami kenali," kata dia.

Edy dan keluarga akan membawa pulang jenazah Ai hari ini juga ke Cikarang, Jawa Barat, kediaman keluarga Ai.

Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Didi Agus M mengatakan kepastian jenazah Ai dan tiga lainnya yang berhasil teridentifikasi hari ini berdasarkan data post mortem dan ante mortem, yakni data rekam gigi korban.

Duka mendalam juga menyelimuti Fikran Shafa Alam (18).

Siswa kelas XII di Lembang itu kehilangan ibundanya Yeti Herawati, yang merupakan satu dari 20 korban meninggal dunia karena luka bakar 100 persen dalam tragedi ini.

Fikran masih sanggup menahan air matanya bahkan saat jenazah Yeti diserahkan Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri kepada keluarga, kemarin.

Putera sulung dari tiga bersaudara itu juga kehilangan ayah (Iwan Kurniawan) dan nenek (Eha Julaeha) dan satu kerabat (Nia) yang juga korban KM Zahro, serta satu kerabat lainnya, Ani Maryani, yang hingga pukul 17.50 WIB belum teridentifikasi.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017