Hongkong (ANTARA News) - Seorang pelancong pria yang berusia 62 tahun dari daratan China meninggal di Hongkong karena flu burung pada Jumat (6/1), sehingga menjadi kasus kematian kedua pada musim dingin ini, demikian laporan dari otoritas rumah sakit setempat.

Pria itu tercatat mengunjungi Kota Guangzhou di bagian selatan China pada pertengahan Desember 2016, dan telah dirawat di rumah sakit awal pekan ini di kota tetangga Dongguan, kemudian meninggal karena virus flu burung jenis H7N9.

Pasien itu dibawa ke rumah sakit di Hongkong pada Rabu, dan otoritas rumah sakit mengumumkan, serta segera diketahui bagaimana atau di mana dirinya tertular virus flu burung.

Pusat Perlindungan Kesehatan Hongkong mengumumkan bahwa pasien itu tidak melakukan kontak dengan unggas atau pasar tradisional baru-baru ini.

Otoritas Hongkong telah mengkonfirmasi tiga kasus H7N9 pada manusia dalam tiga minggu ini seiring meningkatnya kekhawatiran penyebaran penyakit di Korea Selatan, Jepang dan China.

Ketiga pasien pengidap flu burung di Hongkong tersebut terpantau telah mengunjungi China bagian selatan.

Adapun kasus kedua telah dikonfirmasi Jumat lalu, sementara pasien pertama terkena virus H7N9 meninggal pada Hari Natal 2016.

Di China daratan, otoritas kesehatan mengumumkan, virus H7N9 telah menewaskan sedikit-dikitnya empat orang di musim ini, dan laporan kematian terbaru di provinsi bagian timur Shandong pada Kamis. Paling sedikit ada 19 orang yang terinfeksi flu burung telah dikonfirmasikan.

China mengalami wabah flu burung terbesar terakhir pada akhir 2013 dan awal 2014, ketika 36 pasien meninggal, dan sektor pertanian menderita kerugian lebih dari 6 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Kasus-kasus tersebut terjadi ketika Korea Selatan dan Jepang telah memerintahkan memusnahkan puluhan juta unggas dalam satu bulan terakhir ini, sehingga memicu berbagai kekhawatiran akan penyebaran regional.

Flu burung dinilai paling mungkin menyerang di musim dingin dan musim semi, demikian laporan Xinhua.

Para petani China dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan pembersihan, teknik penempatan hewan dan membangun atap untuk menutupi ayam ternak demi mencegah infeksi dari burung liar, di antara langkah-langkah lainnya, dalam upaya untuk menghentikan penyakit flu burung.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017