Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menekankan pentingnya akses terhadap air minum dan sanitasi bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, akses terhadap air minum dan sanitasi berpengaruh langsung pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM), terutama terkait angka harapan hidup. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia.

"Dalam agenda pembangunan nasional, sanitasi dan air minum sudah diangkat menjadi salah satu agenda prioritas karena kami melihat bahwa pembangunan sanitasi dan air minum membawa dampak yang sangat besar bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan, serta produktivitas bangsa Indonesia," ujar Bambang di Jakarta, Selasa.

Sebagai anggota G-20, Indonesia masih berjuang untuk meraih posisi 10 besar negara dengan akses sanitasi terbaik. Jika dibandingkan dengan kawasan Asia Tenggara, akses sanitasi Indonesia hanya lebih baik dari Timor Leste dan Kamboja. Sekitar 72 juta orang Indonesia masih belum mempunyai akses air minum yang layak.

Masalah sanitasi diperparah dengan besarnya jumlah orang Indonesia yang masih buang air sembarangan, yaitu sekitar 31 juta orang. Hal tersebut dinilai menjadi tantangan besar dalam pembangunan manusia Indonesia secara keseluruhan, terutama dalam upaya peningkatan kualitas hidup warga Indonesia dan peningkatan daya saing bangsa.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 sendiri sudah diamanatkan untuk tersedianya akses air minum dan sanitasi yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat atau yang disebut dengan "Universal Access".

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2015, capaian akses air minum di Indonesia mencapai 70,97 persen dan sanitasi mencapai 62,14 persen.

Untuk mewujudkan Universal Access pada 2019 mendatang, dibutuhkan dukungan berbagai elemen bangsa.

Sebagai tindak lanjut kerja sama antara pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di bidang air minum dan sanitasi, MUI menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk mendukung pemerintah melalui sinergi pendayagunaan harta wakaf, zakat, infak, dan sedekah dengan program pemerintah dalam penyediaan layanan air minum dan sanitasi untuk masyarakat.

Bappenas, MUI, Baznas, dan BWI, pada hari Selasa menandatangani nota kesepahaman tentang sinergi pendayagunaan dana sosial keagamaan untuk penyediaan air minum dan sanitasi tersebut di Kantor Bappenas, Jakarta.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017