Paris (ANTARA News) - Polisi Prancis menyelidiki pencurian perhiasan Kim Kardashian senilai hampir 10 juta dolar AS pada Senin, termasuk sopir pembawa bintang televisi Amerika Serikat itu berkeliling Paris beberapa hari sebelum perampokan.

Banyak dari yang ditangkap dalam penggerebekan polisi di sejumlah kawasan di Prancis itu cukup dikenal di kalangan penjahat. Mereka berusia sekitar 50 tahun dan setidak-tidaknya tiga di antaranya perempuan, kata sumber polisi dan pengadilan.

Laporan televisi dan radio Prancis pada Senin menyatakan jejak DNA dari tempat kejadian itu membawa polisi pada tersangka dan mereka akan ditahan untuk diperiksa, mungkin empat hari.

Sumber polisi mengatakan, salah satu dari yang ditahan adalah sopir, yang mengantar Kardashian ketika ia mengunjungi Paris pada Oktober untuk menghadiri acara Fashion Week. Polisi berusaha menentukan apakah ia yang menyampaikan informasi kepada kelompok itu.

Foto Kardashian, 36, selama melakukan kunjungan di Paris, menghadiri peragaan busana dan pesta, secara rutin beredar di media. Dia juga banyak mengunggah foto untuk akun media sosialnya.

Jean Veil, pengacara Prancis untuk Kardashian, kepada televisi France 2 mengatakan, "Dia (Kardashian) sangat senang, sangat puas dan yakin akan efisiensi Polisi Prancis."

Pencuri, yang mengenakan topeng ski dan pakaian dengan tanda polisi, memaksa masuk ke dalam rumah mewah tempat Kardashian, yang menikah dengan bintang rap Amerika Serikat Kanye West, tidur pada pada 3 Oktober dini hari.

Mereka mengikatnya di bawah todongan senjata sebelum memaksanya melepaskan cincin pertunangannya dan perhiasan lainnya, kata polisi pada saat itu. Mereka melarikan diri dengan menggunakan sepeda dan membawa perhiasan senilai 9 juta euro atau 9,5 juta dolar.

Kardashian sangat terguncang tapi tidak terluka secara fisik. Dia mengurangi jumlah kemunculannya di depan umum dan tampil kembali saat mempromosikan tayangan televisinya "Keeping Up With the Kardashians" untuk musim mendatang yang akan dirilis pada Jumat.

"Mereka akan menembak saya dari belakang. Di sana tidak ada jalan keluar," kata Kardashian sambil menangis saat mengingat kasus perampokan itu.

"Ini membuat saya sangat sedih jika memikirkan tentang hal itu."

Perampokan itu menjadi berita utama dunia dan publisitas tidak diinginkan untuk salah satu kota paling sering dikunjungi di dunia tersebut, tempat hotel dan pariwisata berjuang membuat perekonomian kembali baik setelah serangan mematikan oleh milisi pada 2015, demikian Reuters.

(G003/B002)

Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017