Berlin (ANTARA News) - Mantan Presiden Jerman Roman Herzog, yang dikenang karena reformasi politik dan sosial di negaranya, wafat pada usia 82 tahun, kata kantor kepresidenan negara tersebut, Selasa (10/1).

Dia meninggal dunia pada Selasa dini hari di sebuah rumah sakit di dekat kampung halamannya di negara bagian Baden-Wurttemberg sebelah barat daya, kata juru bicara seperti dilansir AFP.

Herzog, politikus konservatif regional dan kepala hakim di pengadilan konstitusi Jerman, menjabat sebagai kepala negara, sebuah posisi seremonial namun berpengaruh, dari 1994 hingga 1999.

Dia dikenang karena kalimat "Jerman membutuhkan sentakan" dari pidatonya pada 1997 bertajuk “Menuju ke abad 21" ketika dia memperingatkan bahwa sebuah negara yang takut dengan perubahan akan tertinggal di dunia global.

"Ini untuk semua orang, semua orang harus berkorban, semua orang harus berpartisipasi," katanya kepada negara tersebut, satu tahun sebelum kanselir sayap kiri-tengah Gerhard Schroeder mengambil alih kekuasaan dan memberlakukan reformasi kesejahteraan dan tenaga kerja.

Kanselir Jerman saat ini Angela Merkel memuji Herzog sebagai seorang "patriot: yang pernah bertugas di sejumlah posisi di negara tersebut dan "suka berterus terang, bersahaja, lucu, dan suka mengejek diri sendiri."

Herzog, yang lahir di bagian selatan negara bagian Bavaria dibesarkan di bawah rezim Nazi, juga lekat dengan tindakannya datang ke Polandia tak lama setelah dilantik sebagai presiden.  Dia datang ke Polandia untuk meminta maaf atas pendudukan Jerman saat Perang Dunia II. Herzog datang ke Polandia pada hari peringatan ke-50 pemberontakan Warsawa pada 1944.

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017