Jakarta (ANTARA News) - PT KAI Commuter Jabodetabek menargetkan melayani lebih banyak penumpang selama 2017, yaitu bertambah 12 juta penumpang dari 280 juta pada 2016 menjadi 292 juta penumpang, kata Direktur Utama KCJ Muhammad Nurul Fadhila dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu. KCJ juga menargetkan kemajuan dari berbagai sedi pelayanan, mulai dari penambahan vending machine, gerbong kereta sampai perpanjangan rute perjalanan kereta.

"Untuk dapat terus mengakomodasi peningkatan jumlah pengguna jasa, perpanjangan rangkaian dengan formasi 12 kereta juga terus dilakukan melalui program penggabungan KRL yang formasinya satu rangkaian delapan kereta," paparnya.

Fadhil mengatakan, saat ini KCJ telah mengoperasikan 18 rangkaian dengan formasi 12 kereta dan 31 rangkaian formasi 10 kereta.

"Kita akan tambah lima rangkaian lagi yang terdiri dari 12 formasi kereta, jadi tahun ini ada 23 rangkaian dengan formasi 12 kereta," kata dia.

Tahun ini KCJ akan menambah mesin pembelian tiket otomatis (vending machine) yang awalnya 50 unit menjadi 400 unit yang akan ditempatkan di stasiun-stasiun potensial dan masih memiliki ruang yang cukup.

"Kita melihat aktivitas penumpang, misalnya, Manggarai akan kita tambah, Tanah Abang, Jakarta Kota di arah pada pagi kita taruh vending machine, kemudian Sudirman loket akan hilang dan Bogor yang tadinya enam unit kita tambah 13 atau 15 unit," imbuh dia.

Dia menjelaskan tidak akan ada pengurangan pegawai meskipun loket dihilangkan karena akan dikerahkan untuk membantu para penumpang menggunakan mesin pembelian tiket otomatis.

KCJ juga akan meningkatkan fasilitas mesin otomatis untuk transaksi tiket dan untuk menambah saldo (top up) kartu multitrip (KMT) serta mesin untuk "date adjustment" (penyesuaian tarif).

"Fare adjustment ini sudah lama kita rancang dan merupakan program KCJ untuk menghilangkan denda penalti pada saat pengguna THB (tiket harian berjaminan) kurang bayar atau turun pada jarak stasiun yang lebih jauh atau tidak sesuai dengan transaksi," kata dia.

Untuk memastikan keselamatan penumpang pada saat akan berpindah peron, dia mengatakan telah diprogramkan pada Maret 2017, fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO) yang dilengkapi enam eskalator di Stasiun Tanah Abang, telah dapat digunakan.

Sementara, lanjut dia, terkait pembangunan jalur penyeberangan bawah tanah atau "underpass" yang proses pembangunannya telah dimulai sejak akhir 2016, ditargetkan selesai pada April 2017.

Terowongan bawah tanah ini dibangun di Stasiun Tebet, Cilebut, Bojonggede, Citayam, Pondok Ranji dan Sudimara.

Fadhil juga mengatakan, perpanjangan wilayah operasi KRL akan dilakukan awal Februari 2017, dari Rangkas Bitung - Angke PP.

Untuk pengoperasian awal, akan dimulai empat perjalanan dalam sehari, namun nanti bertambah menjadi 18 perjalanan per hari.

Selain itu, Stasiun Angke juga akan dibuka seiring dengan adanya relasi Angke-Rangkas Bitung dan akan menggunakan KRL dengan rangkaian 10 kereta. Volume penumpang per hari lintas Rangkas Bitung - Angke sekitar 5.000 penumpang per hari pada hari kerja dan 9.000 penumpang per hari pada hari libur.

Fadhil mengatakan sepanjang 2016, pihaknya telah menambah 200 pintu masuk, salah satunya di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, yang awalnya hanya delapan pintu menjadi 12 pintu.

"Penambahan kapasitas ini merupakan bagian dari upaya mencapai target melayani 1,2 juta penumpang per hari pada 2019," ujar dia.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017