Yang jantan cokelat ini saya beri nama Landhep yang artinya tajam karena mengaumnya kencang. Betina yang cokelat dinamai Lanthip yang artinya pintar."
Semarang (ANTARA News) - Tiga bayi harimau peranakan Benggala lahir di Taman Margasatwa Mangkang atau biasa disebut Bonbin Mangkang Semarang, sehingga semakin menambah koleksi satwa di kebun binatang itu.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Margasatwa Mangkang, Kusyanto di Semarang, Jumat, menyebutkan koleksi satwa jenis harimau yang dimiliki kebun binatang itu kini menjadi 11 ekor.

Ketiga harimau itu, kata dia, dua di antaranya berjenis kelamin jantan dan satunya betina merupakan hasil peranakan Harimau Benggala koleksi kebun binatang itu yang bernama Kliwon dan Rengganis.

Uniknya, kata dia, satu dari tiga ekor bayi harimau itu yang berjenis kelamin jantan yang baru lahir itu ternyata berwarna putih, berbeda dengan dua saudaranya, dan diakuinya tergolong langka.

Mendengar kelahiran tiga harimau di Bonbin Mangkang, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meninjau kebun binatang itu untuk menyaksikan bayi-bayi harimau itu.

Bahkan, orang nomor satu di Semarang itu pun berinisiatif memberikan nama untuk ketiga bayi harimau itu, yakni Landhep dan Berani untuk dua yang jantan, serta Lanthip untuk yang berkelamin betina.

"Yang jantan cokelat ini saya beri nama Landhep yang artinya tajam karena mengaumnya kencang. Betina yang cokelat dinamai Lanthip yang artinya pintar," kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi.

Untuk bayi harimau yang jantan berwarna putih, ia memilih menamainya Berani, apalagi dari warnanya tergolong langka.

"Ibarat manusia, dia ini seperti blasteran Indo," katanya seraya menggendong Berani.

Ia mengharapkan kehadiran tiga bayi peranakan Harimau Benggala yang baru lahir itu bisa semakin menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke Bonbin Mangkang dengan jumlah koleksi satwa yang selalu bertambah.

"Ya, kami berharap tiga bayi harimau yang lucu-lucu ini bisa semakin meramaikan Bonbin Mangkang," katanya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017