Jakarta (ANTARA News) - Petahana calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menginginkan warga Jakarta hidup di tempat yang layak, tidak tinggal di tempat kumuh di pinggir sungai.

"Jakarta adalah ibu kota negara, di mana warganya tidak boleh tinggal di bantaran sungai dan kolong jembatan yang bisa banjir setiap saat, tempat itu tidak manusiawi," kata Djarot dalam Debat Calon Pasangan Gubernur DKI Jakarta, di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat malam.

Ia juga mengatakan telah berkomitmen untuk menyediakan rumah susun yang layak huni dengan dua kamar dan juga warganya akan menerima subsidi.

"Kesehatan kami subsidi, juga pendidikan, transportasinya serta subsidi kebutuhan pokoknya," kata Djarot.

Mantan Wali Kota Blitar tersebut juga menjelaskan bahwa indeks kehidupan di Jakarta tertinggi di Indonesia, maka kebijakan tersebut harus diambil untuk memindahkan ke rumah susun. Disamping itu, kebijakan juga akan membuat normalisasi sungai dan aspek ekonomi akan dijamin agar masyarakat bisa hidup dengan baik.

"Ada masjid dan ruang bermain, nanti akan dijamin," katanya.

Selain menjelaskan terkait tempat hidup, ia juga memaparkan bahwa visi programnya akan memfokuskan pada program birokrasi yang transparan dan profesional.

"Reformasi birokrasi adalah motor pembangunan, sehingga harus bersih, transparan dan profesional. Kami yakin mampu mencapai sasaran manusia Jakarta," kata Djarot.

Lebih lanjut, Djarot menjelaskan bahwa pokok sasaran tersebut adalah pada otak dan perut harus dalam kondisi baik. Jika kebutuhan otak sudah terpenuhi maka karakter cerdas akan terbentuk, sehingga memunculkan daya beli yang tinggi.

"Sekarang tidak ada lagi biaya pendidikan, bisa dilihat dari tidak adanya ibu-ibu yang menuju ke pegadaian ketika tahun ajaran baru," kata Djarot.

Ia juga menjelaskan bahwa kesehatan juga menjadi prioritas utama, dengan menjelaskan bahwa biaya berobat untuk kelas 3 sudah ditanggung oleh pemerintah.

"Jangankan di rumah sakit, di rumah pun pemerintah sudah hadir di masyarakat," kata Djarot.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017