Jakarta (ANTARA News) - Pakar bahasa tubuh Monica Kumalasari mengingatkan para calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta untuk menjaga gestur selama masa kampanye pemilihan kepala daerah masih berlangsung. 

Monica adalah pakar bahasa tubuh berbasis sains yang mendapat lisensi dari Paul Ekman, lisensi tersebut baru dimiliki tiga orang di Indonesia.

"Untuk masa pilkada, para calon harus hati-hati 'jaga tangan'," kata Monica kepada ANTARA News, Sabtu.

Setiap pasangan sudah punya nomor urut masing-masing, sehingga gestur yang menunjukkan satu jari, dua jari atau tiga jari seakan jadi kode bahwa seseorang mendukung kandidat tertentu.

Misalnya pasangan nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, harus berhati-hati agar tidak sengaja membuat pose tangan dua atau tiga jari. 

Psikolog itu mengatakan gestur yang menjadi kode tertentu disebut sebagai "emblem", salah satu contoh sederhana "emblem" adalah menggoyangkan tangan dengan telapak tangan ke arah depan sebagai pengganti kata "tidak".

Dari semua kandidat, yang sudah mempraktikkan "emblem" adalah Sandiaga Uno. 

Saat menyebut program kerja One Kecamatan One Center for Enterpreneurship (OK OCE), Sandi menyentuhkan ujung jempol dan telunjuk membentuk lingkaran seperti kode "oke".

"Itu adalah salah satu upaya mempengaruhi audiens agar kode itu masuk ke alam bawah sadar mereka," katanya.


Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017