Washington (ANTARA News) - Presiden terpilih Donald Trump mengawali liburan akhir pekannya yang panjang dalam rangka menghormati pejuang hak sipil kulit hitam Martin Luther King Jr. dengan menyerang seorang aktivis hak sipil lainnya yang juga politisi setelah menyebutnya bukan presiden yang sah.

Aktivis yang juga anggota DPR dari Demokrat daerah pemilihan Georgia, John Lewis, pada acara "Meet the Press" yang dirilis NBC, Jumat waktu AS lalu, menyebut peretasan yang dilakukan Rusia telah membantu Trump, dari Partai Republik, terpilih November silam.

Lewis mengaku tidak akan menghadiri acara pelantikan Trump pada 20 Januari yang merupakan pertama kali dia lakukan sejak terpilih di DPR pada 1986.

Keesokan harinya Trump mencuit bahwa Lewis telah salah alamat mengeluhkan hasil Pemilu, sebaliknya dia menyarankan Lewis untuk lebih banyak lagi mencurahkan waktu untuk menyelesaikan masalah di daerah pemilihannya yang disebut Trump kacau balau, belum masalah kriminalitasnya.

"Semua hanya omong, omong, omong, tak ada aksi atau prestasi. Menyedihkan!" cuit Trump.

Lewis yang sudah berusia 76 tahun dan pernah dipukuli polisi saat demonstrasi besar pada 1965 di Selma, Alabama, sempat menarik perhatian awam ketika berusaha mencampakkan semua halangan bagi kulit hitam untuk memilih. Dia kerap berunjuk rasa bersama King.

"Saya percaya kepada pengampunan," kata Lewis mengenai Trump. "Ini akan sangat sulit. Saya tidak melihat presiden terpilih ini sebagai presiden yang sah."

Paling sedikit 10 politisi Demokrat menyatakan tidak akan menghadiri pelantikan Trum, termasuk tiga anggota DPR Raul Grijalva, Lacy Clay dan Mark Takano, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017