Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengunjungi Gunung Steel Group (GSG) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, guna memastikan kesiapan pabrikasi massal kapal pelat datar inovasi PT Juragan Kapal

Dalam keterangan tertulisnya yang di Jakarta, Minggu, Nasir mengatakan kedatangannya dalam rangka mengecek kesiapan pabrik untuk memproduksi massal kapal pelat datar yang sebelumnya telah diuji coba pada 20 Agustus 2016 di Kepulauan Seribu, Jakarta untuk komersialisasi.

Pabrikasi kapal ini, menurut dia, merupakan hasil kerja sama antara PT Juragan Kapal Indonesia yang merupakan binaan Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) Universitas Indonesia dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) sejak 2013 dengan GSG.

Kerja sama ini, lanjutnya, dalam rangka membangun iklim kondusif utuk tumbuh dan berkembangnya Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). Kemristekdikti sejak 2013 sampai dengan sekarang telah mengeluarkan insentif Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT) guna mendukung komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan (litbang), Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), perguruan tinggi negeri (PTN), perguruan tinggi swasta (PTS) dan masyarakat di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa program ini merupakan instrumen kebijakan dalam bentuk skema pendanaan untuk lembaga inkubator bisnis teknologi dan PPBT sebagai tenant dalam melakukan proses inkubasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan pemula tersebut, sehingga mampu bertahan dan berkembang di pasar domestik ataupun global.

Inkubasi bisnis merupakan suatu proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan yang dilaksanakan oleh inkubator kepada tenantnya yaitu PPBT.

Juragan Kapal, perusahaan yang didirikan Adi Lingson dan Sankaruska Fathernas dari Teknik Perkapalan UI, dalam hal ini merupakan satu perusahaan pemula berbasis teknologi yang bergerak di bidang desain dan produksi kapal baja, dengan inovasi teknologi kapal pelat datar.

Kapal Plat Datar yang diproduksi mempunyai spesifikasi 10 GT dengan ukuran panjang 13,5 meter yang dilaksanakan di area produksi Gunung Steel Group yang merupakan produsen baja nasional yang didalamnya terdapat beberapa anak perusahaan diantaranya PT Gunung Garuda, PT Gunung Rajapaksi dan PT Gunung Steel Construction dengan total kapasitas 2,5 juta ton per tahun.

Desain kapal ini, lanjutnya, merupakan generasi ke-6, yang telah mengalami penyempurnaan dari desain sebelumnya. Kapal baja dengan teknologi kapal pelat datar pertama di Indonesia ini diketahui memiliki keunggulan yang dapat menjadi solusi dimasa depan sebagai alternatif kapal kayu dan kapal fiberglass.

Keunggulan kapal ini datang dari produktivitas dan efisiensi produksi karena konstruksinya yang sederhana sehingga bisa diproduksi secara cepat dan murah. Pemotongan material baja juga telah menggunakan mesin otomatis yang semakin meningkatkan kecepatan produksi.

Keunggulan lain dari kapal ini, menurut dia, yakni memiliki daya tahan yang lebih kuat untuk beradaptasi dengan perairan di Indonesia, umur pakai kapal yang lebih lama, bisa didaur ulang, serta material baja berasal dari lokal. Dengan dimanfaatkannya kapal ini tentunya memperkuat industri dalam negeri, seperti industri baja.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017