Mataram (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menargetkan produksi beras sebanyak 1,3 juta ton pada 2017 untuk memenuhi kebutuhan lokal dan nasional.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Husnul Fauzi, di Mataram, Senin, menyebutkan potensi luas tanam padi di daerahnya mencapai 475.000 hektare (ha). Dari potensi diharapkan luas panen padi pada musim tanam 2017 mencapai 80 persen.

"Kami sudah memetakan daerah-daerah yang potensial memproduksi padi, termasuk lahan tadah hujan," katanya.

Untuk mengejar target tersebut, kata dia, beberapa strategi akan dilakukan. Di antaranya mempecepat distribusi pupuk bersubsidi kepada petani.

Kementerian Pertanian telah menetapkan jatah pupuk bersubsidi untuk NTB, yakni urea sebanyak 125.000 ton, SP-36 16.260 ton, ZA 14,310 ton, NPK 38.650 ton dan pupuk organik 12.220 ton.

"Jatah pupuk bersubsidi tersebut sebagian sudah didistribusikan kepada petani sesuai kebutuhan masa tanam awal tahun ini," ujarnya.

Ia juga memastikan tidak ada keterlambatan distribusi mulai dari distributor ke agen hingga pengecer resmi tempat petani mengambil jatah pupuknya.

Sebab, pengambilan jatah pupuk bersubsidi cukup dengan rekomendasi yang ditandatangani kepala dinas di masing-masing kabupaten/kota.

"Sebelumnya distribusi pupuk bersubsidi harus menunggu rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota. Tapi musim sekarang sudah dimudahkan untuk mempercepat penyaluran pada musim tanam," katanya.

Selain pupuk, lanjut Husnul, pihaknya juga memberikan pemberdayaan terhadap tenaga penyuluh pertanian lapangan. Sebab, mereka merupakan garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan petani sebagai produksi beras.

Dinas Pertanian di masing-masing kabupaten/kota juga menggandeng TNI Angkatan Darat dalam melakukan pengawalan peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai yang merupakan program nasional.

"Kami juga mendorong petani memanfaatkan teknologi budi daya dan pascapanen dengan memoderenisasi alat-alat pertanian yang mendukung usaha taninya," ucap Husnul.

Pewarta: Awaludin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017