Meksiko (ANTARA News) - Setidaknya lima orang, termasuk empat orang asing, tewas dan 15 luka-luka pada Senin pagi ketika penembak melepaskan tembakan di sebuah klub malam di resor Playa del Carmen Meksiko selama festival musik elektronik BPM, kata pejabat negara.

Jaksa Agung Negara Quintana Roo Miguel Angel Pech mengatakan dalam konferensi pers bahwa dua orang Kanada, satu dari Italia dan seorang dari Kolombia tewas. Kemudian seorang wanita meninggal karena terinjak-injak ketika mau keluar dari bangunan klub.

Pech mengatakan kejadian bermula ketika seorang bersenjata memasuki klub malam Blue Parrot sekitar 03:00 pada hari Senin pagi, selama penutupan festival. Orang lain mencoba menghentikan orang itu, memicu tembak-menembak dengan staf keamanan.

Penembakan itu merupakan pukulan besar bagi industri pariwisata Meksiko, yang telah menjadi salah satu dari beberapa titik terang dalam ekonomi menyusul melemahnya nilai tukar peso.

Pech menambahkan bahwa 15 orang terluka, di antaranya 10 masih di rumah sakit. Pemerintah negara bagian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa satu orang dalam kondisi serius. Empat orang ditangkap karena dicurigai terlibat dalam insiden itu.

Pech mengatakan dua dari korban tewas adalah pekerja keamanan BPM tapi penyelenggara festival mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tiga anggota tim keamanan mereka tewas. BPM mengatakan penembakan itu dilakukan oleh penembak tunggal.

Quintana Roo dan semenanjung Yucatan sekitarnya dikenal mempunyai angka kekerasan lebih kecil dibanding bagian lain dari Meksiko, dengan tingkat pembunuhan yang relatif rendah.

Festival BPM, yang memasuki tahun ke-10, telah berkembang menjadi salah satu acara musik elektronik terbesar di dunia, dengan DJ top terbang setiap Januari untuk tampil di klub Playa del Carmen sepanjang pantai Karibia Meksiko.

Dalam beberapa tahun terakhir, pantai Karibia Meksiko telah menarik semakin banyak DJ dan penggemar musik elektronik ke daerah yang indah, nyaman, menghindari musim dingin Eropa dan Amerika Utara, demikian dilaporkan Reuters.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017